BOYOLALI–Sedari pagi, masyarakat Desa Sruni, Kecamatan Musuk berkumpul di jalanan desa untuk melakukan kenduri kupatan pada Rabu (17/04/2024).
Salah satu wilayah di lereng Merapi ini mempunyai tradisi unik setiap Hari Raya Idul Fitri yang biasa disebut sebagai Bakdan Sapi dilakukan setiap hari kedelapan bulan Syawal dan bertepatan dengan lebaran ketupat.
Usai kenduri kupatan, kemudian para petani sapi mengeluarkan sapinya untuk dimandikan dan diberi wewangian serta dikalungi dengan ketupat kemudian diarak atau dikirab keliling kampung untuk bertemu sapi-sapi lain di desanya.
Kirab diawali dengan gunungan sayur, diikuti Seni Tari Topeng Ireng, tidak lupa siswa siswi pelajar yang membawa ketupat, serta para pemuda Dukuh Mlambong Desa Sruni Kecamatan Musuk ikut meramaikan kirab.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Sruni, Jaman, menjelaskan bahwa tradisi Bakdan Sapi sudah secara turun-temurun dilakukan dan diikuti kurang lebih 300 sampai 400 ekor sapi.
“Arak arakan sapi ini merupakan tradisi tahunan sudah dilaksanakan sejak dulu. Jadi setiap tahun pada hari kedelapan bulan Syawal itu diadakan tradisi arak arakan sapi,” jelasnya di sela kegiatan.
Acara digelar di sepanjang jalan desa dan diikuti oleh seluruh warga masyarakat Desa Sruni yang 98 persen berprofesi sebagai petani sapi perah
“Untuk memeriahkan Lebaran, untuk mengisi bulan Syawal dan tujuan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan warga RW 04. Karena 90 persen masyarakat disini adalah peternak dan 100 persen beragama Islam,” ungkapnya.
Salah satu masyarakat Desa Sruni yang ikut mengarak sapi miliknya, Suyanto mengaku masyarakat sekitar percaya bahwa dengan mengikutsertakan sapi ke acara kirab akan membawa keberuntungan.
“Kalau orang Jawa dipercaya membawa berkah, sapi cepat bunting, cepat beranak, sehat sehat semua,” katanya singkat. []