SOLO – 26 eks narapidana terorisme (napiter) di bawah Yayasan Gema Salam memperoleh bantuan sosial dari Kementrian Sosial, total bantuan yang diberikan sebesar Rp 166 Juta rupiah. Penyerahan bantuan diserahkan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang (RSTS & KPO) Kementerian Sosial, Waskito Budi Kusumo di di Kantor Dinas Sosial Kota Surakarta, Senin (24/8/2020).
“Sebagai langkah awal agar para napiter agar bermanfaat dari masyarakat, kita terus monitoring dari Jakarta sehingga kalau ada program bagus kita terima. Yang penting konsepnya kita bangun dengan pendampingan ketrampilan sehingga mereka mau beraktivitas melalui usahanya,” ujar Waskito Budi Kusumo, di depan awak media.
Paling tidak usaha ini menjadi perilaku yang positif sehingga tidak mengulang masa lalunya. Ini yang terus kita dorong. Program ini adalah bukti bahwa pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Sosial RI memiliki rasa kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap rehabilitasi dan reintegrasi sosial eks-napiter untuk kembali ke dalam masyarakat.
Dengan usaha yang sudah dimulai ini, diharapkan mantan napiter bisa bertanggung jawab atas dirinya, keluarga dan lingkungannya.
“Bantuan Sosial Usaha Kemandirian Untuk Eks-Napiter sangat membantu mantan napiter untuk menjadi insan yang lebih produktif sekaligus mendukung mereka untuk kembali diterima ke dalam masyarakat sekitarnya,” jelasnya.
Direktur Yayasan Gema Salam, Joko Tri Harmanto alias Jack Harun mengatakan, para eks napiter banyak diantaranya yang telah mendirikan usaha. Seperti ternak kambing, ternak lele, berjualan online, dan ada juga yang bekerja menjadi karyawan servis AC.
“Banyak yang memilih usaha pribadi karena lebih bebas, dan tidak terikat waktu,dalam mengawali usaha, diakui rata-rata mengalami jatuh bangun. Usaha yang dijalani sejauh ini baru cukup untuk makan saja,” jelasnya.
Namun untuk menjadi besar dan sukses, diakui butuh waktu. Sehingga, mereka membutuhkan bimbingan dan dukungan dari semua pihak.
“Semangat untuk membesarkan, disiplin dalam waktu, dan disiplin dalam bekerja masih kurang. Sehingga selain bantuan dalam bentuk tunai, ada bimbingan kewirausahaan atau bimbingan ke spiritual dan semangatnya,” tuturnya.