BOYOLALI – Memasuki Februari 2021, harga pakan ayam di Kabupaten Boyolali mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal tersebut tidak sebanding dengan harga jual telur ayam di pasaran saat ini.
Dilansir dari laman boyolali.go.id, keadaan tersebut dikeluhkan para peternak ayam petelur dan pedaging sejumlah wilayah seperti halnya di Desa Madu, Kecamatan Mojosongo.
Salah satunya Sutarno yang dimintai keterangan pada Jumat (5/2/2021). Dia menyebut bahwa harga pakan saat ini menembus Rp 6.200 per kilogram (kg) untuk mencukupi 2.850 ayam yang dimiliki dengan harga jual telur hanya berkisar Rp 16.000 – Rp 19.000 per kg.
“Sekarang harga telur disini kemarin sampai Rp16.000 lebih sedikit sekitar itu terendah kemudian naik lagi pada akhir-akhir dua hari ini, sekarang sampai Rp 19.000 lebih sedikit per kilo. Kalau untuk pakan perkilo Rp 6.200,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa pakan yang digunakan merupakan pakan impor yang memenuhi nilai gizi untuk ayam dan telur. Apabila diganti dengan pakan seperti jagung atau katul, ditakutkan gizi yang dikandung telur tidak terpenuhi.
“Karena kami membutuhkan kandungan yang standar disitu, baik proteinnya baik energinya itu semuanya harus sesuai dengan kebutuhan ayam petelur itu sendiri,” ungkapnya.
Sehingga untuk mensiati hal tersebut, pihaknya meliburkan sementara waktu para pekerja yang membantu memelihara ayam setiap harinya.
baca: Ayom Java Village Komitmen Lestarikan Budaya
Sementara itu, Kepala Desa Madu, Tri Haryadi mengungkapkan di desanya terdapat tiga peternak ayam petelur dan empat peternak ayam pedaging yang mengalami nasib serupa.
“Permasalahan yang ada di tingkat peternak Desa Madu ini selama pandemi Covid-19 itu mereka semua mengalami keresahan, dalam arti kerugian dalam pemeliharaannya. Karena untuk penyaluran atau pemasaran telur itu juga mengalami kesulitan kemudian menurut mereka harga pakan dan harga telur tidak seimbang,” terangnya.