BOYOLALI – Karang Taruna Perumahan Bumi Singkil Permai I, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota mengembangkan sayuran hidroponik. Memanfaatkan dana bantuan Rp 20 juta. Berbagai jenis sayuran dikembangkan. Seperti kangkung, sawi, selada, dan bayam.
Koordinator Bidang KWU Karang Taruna Irawan Satmoko mengatakan, program ini memanfaatkan lahan kurang produktif. Para pemuda melakukan uji coba pada instalasi ukuran 1 x 3 meter. Saat ini sudah panen dan dipasarkan.
Lahan sabuk hijau disulap jadi area produktif untuk sayuran dan buah-buahan. ”Diharapkan warga mampu berswasembada sayur. Kami memanfaatkan potensi dengan melihat kebutuhan pasar yang cukup tinggi akan sayuran,” terang Iwan kepada Jawa Pos Radar Solo, kemarin (17/4).
Kelebihan sayuran hidroponik, lebih awet dan rasanya enak saat dimasak. Pemasarannya bukan di pasar umum. Melainkan menjangkau ritel, pasar modern, dan restoran. ”Sayuran hidroponik setelah panen mampu bertahan lima hari. Rasanya lebih renyah dan lebih sehat tanpa pestisida,” bebernya.
Pesanan dilayani secara pre order. Melalui media sosial Instragram pada akun @hidroponik_boyolali. Selama dua kali panen kangkung, ludes dibeli seharga Rp 3 ribu per ikat. Atau sekitar 300 gram selama masa promo. Sementara untuk harga normal Rp 5 ribu per ikat.
Sementara itu, pembuatan instalasi memanfaatkan barang bekas. ”Kami juga melayani pelatihan mengembangkan hidroponik dan pembuatan instalasi, serta penyediaan bibit,” papar Iwan. []
sumber: radar solo