SOLO – Penyandang dana pemboman Mapolresta Surakarta yang dilakukan Nur Rochman (5/7/2016) lalu, Munir Kartono, menyatakan permintaan maafnya di hadapan Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, Kapolresta Surakarta AKBP Ade Safri Simanjuntak, Koordinator Satgas Deradikalisasi Jateng BNPT, Kasubdit Sosialisasi Direktorat Densus Densus 88 anti Teror, Direktur Setara Institute, Wakil Gubernur Jateng dan korban pemboman Ipda Bambang Adi Cahyanto Kamis (4/11/2021) di Bale Tawangarum.
Munir yang 9 tahun lalu menginjakkan kaki di Kota Surakarta, mengatakan, merancang dan mendanai pemboman Mapolresta Surakarta melalui “pengantin” Nur Rohman yang melakukan bom bunuh diri dengan menaiki sepeda motor.
“Semasa dalam masa hukuman saya banyak menyadari bahwa apa yang saya lakukan dan keterlibatan saya dalam peristiwa itu adalah sebuah kesalahan. Dari pembinaan yang dilakukan berbagai pihak dari densus 88, BNPT dan berbagai pihak yang membantu saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan dan membantu saya datang ke Kota Surakarta, saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kota Surakarta, Pemerintah Kota Surakarta, pihak kepolisian terutama Bapak – Bapak jajaran Polresta Surakarta terutama pada Bapak Bambang, yang saat itu menjadi korban apa yang dilakukan oleh Nur Rohman,” beber Kartono.
Secara pribadi, Munir meminta maaf secara pribadi untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar – besarnya atas apa yang telah dia lakukan.
Kapolresta Surakarta Ade Safri Simanjuntak menanggapi permintaan maaf Munir, menyatakan apresiasi dan kebanggaan atas semua upaya yang dilakukan oleh semua pihak sehingga kegiatan islah pendana pemboman Mapolresta Surakarta berlangsung lancar.
Mengutip ayat dalam Al Quran, Kapolresta mengatakan,”Bahwa ketika datang saudaramu kepadamu datang minta maaf, maka hendaknya engkau memberi maaf kepadanya. Apakah itu salah apakah itu benar, hendaknya memberikan maafnya kepada saudara yang datang meminta maaf kepadamu..”
baca: Walikota Surakarta Apresiasi Pelaksanaan Turnamen Tenis Meja
Ade Safri mengatakan pada Ipda Bambang beberapa saat sebelum kegiatan tersebut berlangsung, memberi maaf itu mudah tapi apakah bisa menghapuskan “luka” yang pernah dialami.
Dan Ipda bambang menyatakan keikhlasannya atas perbuatan anak buah Munir Katono yang telah melukai baik secara mental maupun fisik. []