Kenalkan Nilai-Nilai Toleransi Lewat Batik

Date:

SOLO – SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta punya cara tersendiri dalam mengenalkan nilai-nilai Toleransi dan nasionalisme secara terintegrasi. Seperti yang terjadi dalam pembelajaran Tema 7 Subtema 2 tentang Pakaian Adat Indonesia untuk kelas 3CD, Kamis (24/3/2022).

“Peserta didik 3C dan 3D mengenakan pakaian batik yang berbeda dengan siswa lainnya, bertujuan untuk memahamkan ragam batik dan sikap saling toleransi,” tutur Agung Sudarwanto, Penggerak Wali Kelas 3C.

Dalam pembelajaran itu juga mengandung nilai-nilai nasionalisme, dimasukkan juga nilai-nilai Islam seperti sebelum belajar dengan berdoa, menghargai, menghormati sesama teman yang berbhenika latar belakangnya ataupun corak batiknya sesuai dengan capaian materi pembelajaran.

Dia menyampaikan pelayanan pembelajaran menyenangkan merupakan suasana belajar mengajar yang dapat memusatkan perhatiannya secara penuh saat belajar sehingga curah waktu perhatiannya (time on task) tinggi.

Pembelajaran menyenangkan bisa diartikan sebagai pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dengan berbagai metode yang diterapkan, sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa bosan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran menyenangkan adalah suatu proses pembelajaran yang berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan.

“Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai maksimal,” ucapnya.

Agung sapaan akrabnya — menjelaskan terdapat lebih dari kelompok etnis yang berbeda-beda di Indonesia, masing-masing dengan identitas budayanya sendiri-sendiri, dan lebih dari 250 bahasa daerah dipakai.

baca: Pentingnya Penguatan Wakasek Sekolah Muhammadiyah

“Hingga detik ini kalau mau melihat lebih ke dalam di Solo ini ada kampung Arab di Pasar Kliwon, Kampung Cina di sekitar Pasar Gede, Kampung Etnis Bali di Kebalen, Kampung Madura di Sampangan, Kampung Etnik Banjar dan Flores di sekitar Kepatihan, Kampung Pengusaha Batik di Laweyan, kampung dagang orang Jawa di Kampung Sewu,” bebernya.

Kenalkan toleransi sejak dini bagaimanapun caranya, bagaikan mengenal batik itu sendiri. Busana batik bermotif indah dan bercorak ragam, itulah keindahan nusantara, Indonesia. “Seperti adanya Batik Parang Rusak, Batik Mega Mendung, Batik Kawung,  Batik Tujuh Rupa Pekalongan, Batik Sidoluhur, Batik Bali, Batik Lasem dan Batik Betawi,” pungkasnya. []

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pilkada Usai, Ini Harapan Insan Wisata kepada Pemimpin Baru

GUNUNGKIDUL-Pilkada berlalu, sebentar lagi masyarakat siap untuk menyambut pemimpin...

Hasil Tabulasi PKS, Respati-Astrid Peroleh 60,43%

SOLO-Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Solo, Daryono,...

Wapres Gibran Nyoblos di TPS 018 Manahan Solo

SOLO-Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka juga telah menggunakan...

Pakta Integritas Cawali dan Cawawali Surakarta dengan MUI, Berikut Isinya

SOLO-Pilkada Kota Surakarta 2024 sudah memasuki hari tenang, tepatnya...