SOLO – Ribuan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai kampus di Soloraya, Kamis (14/4/2022) sore, menggelar unjuk rasa di Bundaran Gladak Jl Slamet Riyadi, Solo.
Dalam aksinya mahasiswa menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya yang terus naik. Selain itu mereka juga menuntut pemerintah mengkaji ulang Undang-Undang Ibukota Negara (IKN) dan turunkan harga BBM.
Dengan membentangkan poster dan spanduk, mahasiswa long march dari Ngarsopuro menuju Bundaran Gladak Jalan Slamet Riyadi Solo, sambil memprotes sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro rakyat.
Kenaikan harga minyak goreng, harga sembako serta kenaikan harga BBM, masih menjadi tuntutan utama para mahasiswa yang hingga kini belum juga diperhatikan pemerintah.
Mahasiswa meminta harga-harga kebutuhan diatas dapat segera diturunkan karena menyulitkan rakyat dalam memenuhi kebutuhannya.
Tiba di Bundaran Gladag, sejumlah perwakilan mahasiswa bergantian menyampaikan orasinya. Mereka juga menyampaikan tuntutan agar pemerintah mengkaji ulang Undang-Undang Ibu Kota Negara (IKN) baru dan penundaan proyek IKN karena dinilai tidak penting.
Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Solo Raya, Widi Adi Nugroho, menyampaikan aksi ini diikuti oleh mahasiswa dari lebih kurang 16 kampus.
“Pesertanya sekitar 16 kampus, itu mungkin masih bisa lebih karena ada yang masih akan menyusul,” terang Widi kepada wartawan ditemui di lokasi.
baca: Laporkan Bos Sinarmas, Pengusaha Solo Surati Kapolri untuk Mencari Keadilan
Terkait jumlah peserta yang ikut dalam aksi ini, Widi mengatakan, lebih kurang 800 mahasiswa.
“Jumlah peserta, sekarang mungkin hampir 800 massa,” ucap Widi.
Aksi yang digelar ribuan mahasiswa ini sempat memacetkan Jalan Slamet Riyadi Solo. Untuk mengurai kemacetan polisi melakukan buka tutup jalan, juga mengalihkan sejumlah jalur saat berlangsungnya unjukrasa.
Unjukrasa yang berlangsung tertib berakhir jelang waktu berbuka puasa tiba. []