SOLO – Kendati musim mudik Lebaran masih sekitar tiga pekan lagi, namun manajemen Terminal Bus Tipe A Tirtonadi mengantisipasi sejak dini dengan melakukan pengecekan armada yang hendak diberangkatkan. Bahkan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Jawa Tengah (Jateng), juga menerjunkan petugas ke Perusahaan Otobus (PO) melakukan pengecekan serupa.
Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Solo, Waskito, menjawab wartawan, di sela pengecekan di Terminal Bus Tipe A Tirtonadi, Senin (13/5/2019) mengungkapkan, pemeriksaan tersebut sebenarnya sebagai kegiatan rutin. Hanya saja, sekaligus diarahkan untuk mempersiapkan angkutan Lebaran.
Pengecekan teknis armada meliputi sejumlah item utama keselamatan, diantaranya handrem, speedometer, roda, lampu, ketersediaan alat pemecah kaca, tabung Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR), kelengkapan administrasi, dan sebagainya. Sejauh ini, armada transportasi umum yang dioperasikan memenuhi syarat keselamatan. “Kalaupun dalam pemeriksaan yang akan terus dilakukan hingga musim balik Lebaran nanti ditemukan armada tidak memenuhi syarat, akan direkomendasikan untuk diperbaiki,” ujarnya.
Masih ada waktu sekitar tiga pekan bagi PO untuk mempersiapkan armada masing-masing untuk melayani angkutan Lebaran. Pada prinsipnya, seluruh armada yang hendak dioperasikan, mesti memenuhi ketentuan ang digariskan, sehingga layanan transportasi umum mampu memberikan keamanan dan kenyamanan.
Di sisi lain, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Solo, Joko Suprapto terpisah, menambahkan, persaingan transprtasi umum bus, baik Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), semakin ketat terkait penurunan jumlah penumpang. Pemicunya, tambah Joko, selain moda transportasi lain semakin menawarkan kenyamanan, seperti kereta Api (KA) dan pesawat terbang, juga program mudik dan balik gratis yang diinisiasi berbagai lembaga baik swasta maupun pemerintah.
Kondisi semacam itu, menuntut pengusaha bus untuk mempersiapkan armada masing-masing dengan mengedepankan keselamatan dan kenyamanan. Perusahaan Otobus yang mampu memberikan layanan keselamatan dan kenyamanan, menurutnya, akan tetap eksis bahkan berkembang dengan baik, sebaliknya PO yang hanya menaarkan armada dan layanan ala kadarnya, akan ditinggalkan penumpang, dan akhirnya berujung pada kebangkrutan. []
sumber: krjogja