JAKARTA – Kasus bullying (perundungan) di dunia pendidikan masih sering terjadi. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat adanya 1.138 kasus kekerasan fisik dan psikis pada anak selama tahun 2021. Terbaru, seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara menjadi korban bullying oleh sesama teman di sekolah dan menjadi viral di media sosial.
Sekretaris Ditjen (Sesditjen) Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), M. Fuad Nasar mengatakan, maraknya kasus bullying menyadarkan betapa pentingnya pembinaan jiwa anak dimulai sejak dari lingkungan keluarga agar terhindar dari perilaku kejam dan brutal.
“Inilah tugas orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya dalam pembinaan jiwa, mental, dan pembentukan karakter. Tanamkan rasa takwa kepada Tuhan dan cinta kepada sesama manusia sejak dini,” kata Sesditjen di Jakarta, Rabu (15/06).
Sesditjen mengingatkan, Islam mengajarkan setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci dan bersih). Oleh karena itu, lanjutnya, orang tua dan lingkungan memiliki andil memberi corak dan warna terhadap perkembangan jiwa serta kepribadian seorang anak sampai dewasa.
“Pembinaan jiwa manusia dan membentengi anak-anak dari perilaku kekerasan merupakan investasi terbesar terhadap masa depan kemanusiaan,” ujarnya.
baca: KH Ma’ruf Amin Minta BPJPH Optimalkan Sertifikasi Produk Halal
Sesditjen mengatakan, agama tidak cukup hanya diketahui dan dipahami sebagai ilmu atau pola ritual semata. Melainkan sebagai pengisi dan pengarah jiwa manusia agar menjadi orang baik dan berakhlak mulia.
“Pesan-pesan agama diharapkan meneduhkan jiwa warga masyarakat yang sakit, resah, dan gelisah karena berbagai faktor penyebab dan mengubah keadaan manusia dan masyarakat menjadi baik atau lebih baik lagi,” tutupnya. []