SOLO – Berkaitan pengimbasan revitalisasi Bahasa Daerah, Pegiat Bahasa Ki Agung Sudarwanto MSn guru Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan menggelar pengimbasan Bahasa Daerah, diikuti perwakilan dari guru kelas 2, 3, dan guru mata pelajaran Bahasa Jawa, Selasa (12/7/2022).
“Sesuai pesan Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah Ganjar Harimansyah, pergaulan anak-anak sekolah tetap menggunakan bahasa Jawa di lingkungan sekolah. Hasil pelatihan diwajibkan menggelar pengimbasan terhadap rekan-rekan guru. Al Hamdulillah diberi kesempatan sharing bersama, selama 5 hari di Hotel Surya Yudha, Banjarnegara pada Senin-Jumat (4-8/7/2022),” kata Agung Sudarwanto.
Menurut Agung, Pengimbahasan Program Pelatihan Guru, Revitalisasi Bahasa Daerah. Diharapkan para Guru mampu mengawal Kurikulum Merdeka Belajar dalam capaian pembelajaran, disampaikan dalam pembelajaran yang menggembirakan.
Materi (1) menulis, membaca, menganalisis, pembuatan modul, dan presentasi model aksara Jawa; (2) model-model pembelajaran pidato dan praktik berpidato bahasa Jawa; (3) menulis dongeng dan praktik mendongeng; (4) telaah model pembelajaran, teknik penyusunan modul ajar, dan praktik penerapan modul ajar dalam pembelajaran undha usuk bahasa Jawa; (5) teknik penciptaan, teknik membaca, praktik menulis, dan praktik membaca gurit; serta (6) cara menulis dan praktik macapat.
Selain membuat skenario pembelajaran, peserta nantinya menyampaikan hasil pelatihan kepada rekan guru mereka di daerahnya. Dari Panitia diharapkan agar peserta pelatihan bisa mengorganisasikan siswa-siswanya untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu, diselenggarakan awal November 2022.
“Materi dalam pengimbasan yang saya sampaikan Undha Usuk Basa Jawa, Aksara Jawa, Mendongeng, Geguritan, Pidato Basa Jawa,” ujar Agung.
Agung mengungkapkan, jangan paksakan kodrat anak menuruti hati nurani kita, seperti ungkapan syair tembang karya Maestro Karawitan: Ki Nartosabdo dalam Tembangnya yang berjudul “GLOPA-GLAPE”.
Glopa-glape, glopa-glape. Gajahe kepengin menek (eloke). Ulane kepengin mabur (eloke). Manuke kepengin nglangi. (eloke) Kodhoke kepengin nyembur. (eloke). Elok temen, elok temen.
Glopa-glape, Si Gajah pepes tlalene (eloke). Si Ulo amber upase (eloke). Si Manuk putung swiwine. (eloke). Si Kodhok bedhah wetenge. (eloke). Elok temen, elok temen.
“Pengimbasan Basa Jawa dibuka dengan lantunan Tembang Dhandhanggula. Lamun sira anggeguru kaki, amiliha manungsa kang nyata, ingkang becik martabate, sarta kang wruh ing kukum, kang ngibadah lan kang wirangi, sukur antuk wong tapa, ingkang wus amungkul, tan mikir paweling liyan, iku pantes sira guronono kaki, sartane kawruhana,” terangnya. []