Penjelasan Pondok Modern Darussalam Gontor Terkait Wafatnya Ananda AM

Date:

PONOROGO-Merespons dan menyikapi masukan, kritik, dan harapan masyarakat terkait wafatnya Ananda AM, santri asal Pelembang, sekaligus dalam rangka mengawal proses hukum kasus ini, Pimpinan Pondok Modern Gontor memberikan pernyataan sikapnya.

“Pertama, kami Pondok Modern Gontor sama sekali tidak punya niatan untuk menutup-nutupi kasus dugaan penganiayaan yang berujung wafatnya santri kami ini, apalagi sampai menghalang-halangi proses hukum pengungkapan kasus ini. Sebaliknya, kami justru berharap kasus ini dapat diselesaikan dengan terbuka dan transparan sesuai aturan hukum yang berlaku,” ujar Ustaz Noor Syahid, selaku Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor melalui rilisnya, Selasa (6/8).

Bersama dengan keluarga almarhum dan aparat kepolisian, Pondok Modern Darussalam Gontor berkomitmen kuat untuk menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dengan mengikuti setiap proses hukum yang ada.

Sebagai bentuk komitmen itu, pada hari Selasa ini, 6 September 2022, pada pukul 11.000 sampai 12.00, telah digelar olah TKP oleh pihak Kepolisian Resort Ponorogo, di lingkungan Pondok Modern Gontor.

Hadir langsung di lokasi TKP, Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, berikut jajarannya.

“InsyaAllah kami siap sedia mendukung segala langkah pihak kepolisian mengungkap dan menyelesaikan kasus dugaan penganiayaan ini,”tambahnya.

Lanjut Ustaz Noor Syahid, kami tegaskan sekali lagi di sini, bahwa kami tak memungkiri terkait adanya dugaan tindakan penganiayaan terhadap wafatnya santri kami, ananda AM. Secara detailnya seperti apa, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian, termasuk terkait motif di balik penganiayaan yang mengakibatkan wafatnya santri kami.

“Sebagai wujud komitmen, seluruh pelaku kekerasaan sudah kami keluarkan/kami usir dari pondok pada hari yang sama ketika almarhum AM dinyatakan wafat, dan dikembalikan ke orangtunya masing-masing.  Inilah sanksi terberat di dalam pendidikan Gontor. Nantinya, jika terkait hukum negara, tentunya kami serahkan kewenangannya kepada pihak kepolisian,”tegasnya.

Ustaz Noor Syahid menambahkan, yang ingin kami sampaikan adalah bahwa, “seluruh santri adalah anak-anak kami”, amanah dan titipan dari para orang tua untuk kami asuh dan didik. Demikian juga dengan ananda AM. “Almarhum adalah anak kami”. Wafatnya almarhum karena kasus penganiayaan pada dasarnya adalah duka cita bagi kami.

baca: Forum Tokoh Agama Dunia R20 Akan Digelar di Bali, Wahdah Islamiyah Siap Berkontribusi

Hari-hari ini adalah “ayyamul huzni” (hari penuh kesedihan) bagi kami seluruh Keluarga Besar Pondok Modern Gontor, bukan hanya orangtua almarhum dan keluarga almarhum, tapi Pak Kiai, para pengasuh, asatidz, puluhan ribu santri, bahkan seluruh alumni Gontor di mana pun berada. Wafatnya almarhum adalah kesedihan bagi kita semua.

“Atas nama Pimpinan Pondok Modern Gontor, kami mengajak seluruh santri, ustadz dan alumni Gontor di manapun berada, mari malam hari ini kita bacakan doa, Alfatihah dan Yasin, secara serentak untuk almarhum AM, serta doa untuk kebaikan keluarga almarhum dan Pondok Modern Gontor. Semoga Allah selalu mengampuni dan meridhoi kita semua,”pungkasnya, []

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pilkada Usai, Ini Harapan Insan Wisata kepada Pemimpin Baru

GUNUNGKIDUL-Pilkada berlalu, sebentar lagi masyarakat siap untuk menyambut pemimpin...

Hasil Tabulasi PKS, Respati-Astrid Peroleh 60,43%

SOLO-Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Solo, Daryono,...

Wapres Gibran Nyoblos di TPS 018 Manahan Solo

SOLO-Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka juga telah menggunakan...

Pakta Integritas Cawali dan Cawawali Surakarta dengan MUI, Berikut Isinya

SOLO-Pilkada Kota Surakarta 2024 sudah memasuki hari tenang, tepatnya...