SUKOHARJO-Pidato proklamator pada saat itu tentunya bukanlah pesan kosong. Dalam sejarah revolusi bangsa ini, pemuda selalu berada digarda depan perubahan sosial. Hal tersebut tidak lepas dari hakikat pemuda dengan seluruh idealismenya.
“Pemuda merupakan simbol semangat, pantang menyerah, perlawanan dan patriotism,” ujar Quatly Alkatiri, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah pada acara Sosialisasi Non Perda yang diselenggarkan di Hotel Sarila, Kamis (29/9).
Jika kita lihat sejarah perjuangan pemuda bagi bangsa ini sangat besar sebagai contoh adalah gerakan Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, Kemerdekaan Indonesia dengan mendorong segera dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan serta perubahan Orde Baru menjadi Orde Reformasi.
Selain itu peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa juga mempunyai kelebihan diantaranya sebagai Agent of Change (Agen Perubahan), Agent of Developmet (Agen Pembangunan),Agent of Modernizations (Agen Pembaharuan)
“Kepemimpinan muda dipandang urgen karena situasi dan tantangannya relatif kompleks, tentu membutuhkan sosok muda yang revolusioner. Apalagi di era digitalisasi demokrasi, dimana jagat digital berkuasa penuh hampir tak terkontrol saking melimpahnya arus informasi disebabkan meskin verifikasi,”tambahnya.
Meski demikian, tantangan paling berat yang dihadapi pemuda (kepemimpinan muda) saat ini adalah kebodohan, kemiskinan yang kian akut, kesenjangan yang terus melebar, korupsi yang menggurita, dan kebobrokan moralitas bangsa.
Selanjutnya tantangan ekonomi yang menjadi jantung utama negara. Medan perang yang akan dihadapi pemuda (kepemimpinan muda) ke depan adalah ketika keadilan dibelenggu, kemiskinan kian akut, dan korupsi terus menggunung dan menggurita di pelbagai sektor.
“Kenyataan ini sangat memprihatinkan, dan ini pula yang menempatkan bangsa Indonesia “terjajah” oleh bangsa-bangsa lain dalam bentuk penjajahan baru,”pungkasnya. []