SOLO – SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menggelar kegiatan Wisuda Tahfidz Juz 28, 29, dan 30 di Ballroom GranHap Hotel, Jl. Brigjend Slamet Riyadi No.331, Purwosari, Laweyan, Kota Surakarta pada Sabtu (27/4). Peserta yang diwisuda sebanyak 58 siswa.
Pengawas Kementerian Agama Kota Surakarta, Fuadah, dalam sambutannya ikut berbahagia melihat para siswa diwisuda pada hari ini karena hafalan Al Quran siginifikan dengan prestasi akademik.
“Anak-anak yang hafal Al Quran secara signifikan sesuai dengan prestasi akademiknya. Apalagi era globalisasi sekarang ini banyak yang menyalahgunakan teknologi. Teknologi bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya salah satu dengan menghafalkan Al Quran,” ungkapnya.
Ia pun berpesan kepada para siswa untuk mempelajari Al Quran. Al Quran bukan hanya untuk dihafal melainkan juga dipelajari isinya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Muhdiyatmoko, selaku Kepala SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menyambut baik dengan kegiatan wisuda kali ini. Ia menyampaikan bahwa wisuda tahfiz merupakan ikhtiar sekolah untuk mengapresiasi hafalan para siswa.
“Hal ini sebagai bukti bahwa sekolah mengarahkan bukan hanya dalam sisi akademik melainkan juga sisi-sisi spiritual sehingga terjadi keseimbangan pengembangan diri siswa,” jelasnya.
Para siswa yang diwisuda merupakan hasil penjaringan dan seleksi berdasarkan target hafalan dan kualitas bacaan. Sejumlah 58 siswa yang diwisuda hari ini terdiri atas, 12 siswa juz 28, 34 siswa juz 29, dan 12 siswa juz 30. Dalam kesempatan tersebut juga diberikan penghargaan sebagai wisudawan/wisudawati terbaik berdasarkan kriteria setoran hafalan sekali duduk, bacaan sesuai tajwid, dan target hafalan. Mereka itu antara lain, Fathi Qushoyyi Ahimsa, Caesar Gian Indrarizky, dan Safira Aurelia Ramadhani.
Setelah prosesi wisuda berlangsung terdapat peristiwa yang mengharukan yakni para siswa yang memberikan kejutan hadiah dengan memakaikan mahkota di kepala masing-masing orang tua mereka. Spontan, orang tua meneteskan air mata. Kemudian, para siswa mencium tangan dan kening orang tua. Antara siswa dan orang tua saling memeluk satu sama lain. Ini merupakan simbol bahwa hafalan Al Quran para siswa kelak di akhirat akan memberikan mahkota bagi orang tuanya.
Aryanto selaku Humas SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat turut bangga atas telah diwisudanya 58 siswa sebagai penghafal Al Qur’an untuk juz 28, 29 dan 30. Ia pun berharap agar tradisi menghafalkan Al Quran ini membudaya kepada semua siswa. Hafalan juz 28, 29 dan 30 sebagai modal awal untuk mengkhatamkan hafalan 30 juz Al Qur’an.
“Semoga tradisi yang baik ini yakni menghafalkan Al Quran tetap terjaga dan memberikan motivasi kepada semua siswa untuk menyelesaikan hafalan Al Qur’an 30 juz,” tandasnya. []