SOLO – Selama libur Lebaran tahun ini, Pemkot Surakarta tidak meliburkan petugas pengambil sampah untuk mengantisipasi penumpukkan sampah di Kota Bengawan, baik sampah dari rumah ke rumah mau pun sampah di jalan.
Petugas sampah tetap siaga apalagi, saat musim Lebaran volume sampah melonjak, menumpuk di mana-mana. Namun, pengaturan kerja mereka, diserahkan sepenuhnya kepada pihak kelurahan. ‘’Silakan masing-masing kelurahan mengatur dan membagi jadwal petugas sif,sehingga sampah di rumah-rumah warga tetap bisa terangkut,’’ tegas Wali Kota, FX Hadi Rudyatmo, Minggu (2/6).
Rudy mengakui penanganan sampah di Solo saat libur musim Lebaran sangat pelik. Petugas yang semestinya libur Lebaran terpaksa masuk. ’’Tidak diangkut sehari saja nanti Pemkot bisa diprotes masyarakat. Soalnya sampah menumpuk di mana-mana,’’ jelasnya.
Pemkot, lanjut Wali Kota, mempersilakan perangkat kelurahan mengatur pembagian jadwal kerja petugas sampah itu berdasarkan kebutuhan di tiap wilayah. ‘’Kalau (frekuensi pengambilan sampah berkurang), mungkin bisa saja. Tapi prinsipnya jangan sampai berhenti sama sekali,’’ pungkasnya.
Selama ini, pengambilan sampah di rumah warga ditangani masing-masing kelurahan. Sampah diangkut dari rumah menuju TPS, sebelum dikirim ke TPA Putri Cempa. Adapun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) hanya berkonsentrasi terhadap pembersihan sampah di ruas jalan dan area publik.
Kepala DLH, Sri Wardhani Poerbowidjojo menerangkan, instansi itu telah membagi petugas kebersihan lapangan ke dalam beberapa sif. Selama sepekan ini, mereka tetap diwajibkan membersihkan sampah di berbagai ruas jalan, taman kota, serta tempat umum lainnya.
Para petugas kebersihan itu terdiri aparatur sipil negara (ASN), tenaga alih daya (outsourcing), dan tenaga harian lepas (THL). ‘’Penyapu jalan dan petugas kebersihan taman sudah ada jadwal bergilir. Jadwal piket mulai tanggal 1-8 Juni. Jam kerja mereka akan dihitung sebagai lembur,’’ terang dia.
Meski tidak merinci angkanya, ia mengakui jika selama libur Lebaran produksi sampah di Solo selalu meningkat. ‘’Jumlah pemudik yang tiba di Solo akan berbanding lurus dengan volume sampah yang dihasilkan. Baik di jalan maupun di taman. Kami juga berharap mereka bisa tertib membuang sampah di tempatnya,’’ kata Wardhani. []
sumber: suara merdeka