SOLO – Euforia pencalonan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung presiden Joko Widodo, yang maju sebagai bakal calon Walikota Solo, cukup menarik untuk terus diikuti.
Dalam diskusi politik, yang mengusung tema, “Mencari Calon Penantang Gibran di Pilkada Solo 2020” yang diselenggarakan Kamis (12/12) lalu di kantor salah satu media di Solo, sedikit membuka pandangan siapakah penantang Gibran.imnx
Henry Indraguna, salah satu pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan, siapapun yang akan menantang Gibran, pasti akan berfikir dua kali.
Menurut Henry, semua tahu, Gibran, merupakan putra presiden Joko Widodo. Dan itu jelas modal utama posisi Gibran. Jadi menurutnya, posisi Gibran, cukup bagus, saat mencalonkan diri menjadi Walikota Solo.
Sebagai sosok muda milenial, Henry, tak memungkiri, bahwa Gibran, telah memiliki pemikiran maju, kreatif, dan inovatif. Namun, hal itu belum cukup untuk menjadi Walikota. Karena menjadi Walikota harus memiliki pengalaman.
“Menjadi Walikota, tidak cukup berbekal rekomendasi saja. Tapi dibutuhkan juga pengalaman dan pengetahuan yang cukup,” terangnya.
Henry pun, memberikan saran kepada Gibran, agar menjadi Wakil Wali Kota terlebih dahulu dalam Pilwalkot 2020 mendatang.
“Gibran harusnya jadi wakil (Walikota) dulu, tahun 2020 ini, biarkan Purnomo yang jadi Walikota dulu. Baru tahun 2024, Gibran maju jadi Walikota,” katanya diacara diskusi tersebut.
Terlepas dari semua faktor di atas, Henry, mengingatkan, bahwa siapapun yang akan maju dalam Pilkada, harus menyiapkan ongkos kampanye yang tidak bisa dibilang kecil.
“Ongkos kampanye dalam Pilkada ini cukup besar, saya buka saja, untuk ongkos Pilkada butuh uang Rp 30-60 miliar. Itu uang yang besar untuk dipertaruhkan,” terangnya.
Dia mengatakan dengan ongkos kampanye yang begitu besar, bukan tidak mungkin para pemimpin daerah yang tidak memiliki integritas kuat akan mencari pengembalian alias korupsi.
“Gimana cara pengembaliannya, mau tidak mau ya korupsi. Gajinya tidak akan mampu mengembalikan modal itu.”
Saat ini, seluruh kader PDIP, yang mendaftakan pencalonannya, semuanya menunggu keputusan rekomendasi dari Ketua Umum PDIP. Apapun yang diputuskan, siap menjalankan tugas.
Selain Henry, dalam diskusi tersebut juga dihadiri sejumelah narasumber, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Solo, Umar Hasyim, Ketua Bapilu dan Pilkada DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo, Sugeng Riyanto dan Ketua DPC Gerindra Solo Ardianto Kuswinarno.