SEMARANG – Lenggak-lenggok wanita berkebaya dalam acara Parade Kebaya yang di gelar di Kedai Tiga Nyonya yang berlokasi di Jl. Puri Anjasmara semarang Sabtu siang (14/11/2019) yang lalu menyita perhatian pengunjung. Pasalnya di tengah moderenisasi seperti saat ini trend busana pun ikut berkembang dengan seiring perubahan zaman.
Acara yang digagas oleh Komunitas Diajeng Semarang (KDS), sekumpulan pecinta kebaya dan batik serta mengampanyekan pemakaiannya dalam aktivitas keseharian.
Acara dibuka dengan parade kebaya yang diperagakan oleh puluhan wanita berkebaya berjalan diatas panggung acara. Dilanjutkan dengan lomba berkebaya, beberapa juri dihadirkan untuk menilai dalam acara lomba berkebaya tersdbut. Juri diantaranya adalah Ibu wakil walikota semarang Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu selain itu juga nampak hadir sebagai juri GKR Wandansari atau yang biasa di sapa dengan panggilan akrab Gusti Moeng.
Tak sampai disitu, acara dilanjutkan dengan edukasi makna-makna dan nilai-nilai adiluhung kebaya serta pemahaman berkebaya yang disampaikan oleh Gusti Moeng. Putri PB XII ini mengajak masyarakat untuk melestarikan busana kebaya yang berasal dari jawa yang sudah mendunia ini. Salah satunya adalah menggunakan kebaya dalam keseharian. Beliau juga menyampakaian pakem-pakem kebaya yang berada di dalam Karaton Surakarta, mana yang boleh di gunakan dan mana yang tidak boleh di gunakan dalam berkebaya di dalam kraton.
“Namun kalau di luar karaton ya bebas, bisa dikombinasikan dengan batik, rok maupun celana mengikuti trend fashion yang berkembang. Paling tidak berkebaya bila datang ke acara resepsi,” ujarnnya.
Acara berlangsung meriah ditutup dengan penyerahan piala trophy kepada pemenang lomba berkebaya.