SOLO – Menyemarakkan Hari Jadi Kota Solo ke 275 pemerintah Kota Solo menggelar Festival Jenang, sebagai upaya melestarikan makanan tradisional berupa bubur yang ada di Kota Solo dan sejumlah daerah di indonesia. Senin (17/2/2020).
Festival jenang ini digelar di Ndalem Joyokusuman, di kawasan Gajahan, Pasar Kliwon kemarin siang. Berbagai jenis jenang ditampilkan dan dibagikan gratis untuk masyarakat.
Dijelaskan Wali Kota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo, tema Festival Jenang 2020 kali ini adalah Unggul budayane, Sejahtera wargane. Warga masyarakat Solo khususnya dan umumnya Indonesia kalau mau mengangkat budaya sendiri, pasti hidupnya sejahtera. Karena tidak berfikir perbedaan suku, golongan, maupun agama tapi yang ada warga negara Indonesia.
Ribuan warga yang telah memadati kawasan Ndalem Joyokusuman yang sejak pagi, langsung berebut pembagian jenang gratis. seperti jenang mutiara, jenang pati, jenang sunsum warna putih, jenang grendul ,jenang ketan hitam, jenang mutiara hitam, jenang santan, jenang lemu, jenang tumpang, jenang procotan dan masih banyak lagi.
Ada sedikitnya 3 ribu jenang yang disajikan panitia untuk masyarakat. Jenang-jenang tersebut disajikan dalam bungkus takir daun di di 40 stan. Meski panitia menjamin seluruh warga kebagian, namun begitu pembagian dimulai mereka saling berdesakan untuk berebut jenang.
Sebelum dibagikan gratin ke masyarakat, festival jenang ini diawali dengan arak-arakan Putra Putris Solo dengan membawa tempayan berisi bermacam-macam jenang dan ditaruh di ruang utama Ndalem Joyokusuman, sebelum jenang dibagikan Walikora Solo, Fx Hadi Rudyatmo secara simbolis membuat jenang dan menyerahkanya ke salah satu warga.
Jenang sendiri merupakan sebutan untuk jenis makanan bubur tradisional Jawa yang biasanya bertekstur halus dan lunak. Apapun bahannya, jika makanan itu disajikan dengan lembut maka disebut jenang atau bubur.