SOLO – Kesiapsiagaan menghadapi bencana merupakan langkah preventif dalam mengantisipasi penaggulangan bencana alam yang telah di atur dalam Undang-undang. Paradigma penanggulangan bencana telah berubah dari responsif menjadi preventif.
Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD), Senin (26/4/2021) di area Balai Kota Surakarta menggelar Apel Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2021.
Bertindak selalu inspektur apel, Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Hadir dalam apel tersebut Wakil Walikota Teguh Prakosa, Sekda Ahyani, Damdim 0735 Surakarta, Kapolresta Surakarta AKBP Ade Safri Simanjuntak dan anggota forkopimda lainnya.
Walikota Surakarta Gibran Rakbuming Raka dalam amanatnya mengatakan, apel siaga bencana dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mengantisipasi penanggulangan bencana, terutama dalam memasuki musim penghujan.
“Hal ini dikarenakan wilayah Surakarta merupakan daerah rawan bencana, khususnya kebakaran dan banjir. Untuk itu, kewaspadaan semua pihak, perlu ditingkatkan,” katanya.
Dalam arahannya, Gibran mengatakan, “Dengan latihan evakuasi mandiri ini semakin memantapkan kesiapsiagaan kita menghadapi bencana apapun dengan . Hal ini dapat direplikasi daerah lain agar tercipta ketangguhan bencana. Kita semua bisa terus berlatih menuju tempat aman di sekitar kita. Semoga latihan ini dapat membangun demi kemanusian dan bermanfaat bagi bangsa dan begara,” katanya.
Menurut Gibran, meski bencana masih dalam skala kecil, kesiagaan dan pengecekan peralatan harus terus dilakukan. Sehingga saat terjadi bencana, semua komponen sudah siap. Tidak hanya petugas, tetapi juga peralatan pendukung.
“Dengan peralatan dan kesiapan ini , yang kita harapkan bencana tidak terjadi di Kota Solo ini. Namun kita terus berupaya sekuat tenaga untuk pengoptimalkan potensi yang ada,” katanya.
Untuk itu, Walikota Surakarta mengetuk pihak swasta terutama korporasi, untuk ikut ambil bagian dalam penanganan bencana. Dia juga mengucapkan terima kasih pada pihak swasta yang selalu peduli jika bencana terjadi.
“Penanggulangan bencana merupakan tanggungjawab bersama. Kami atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih, karena banyak pihak swasta yang peduli jika ada bencana, terutama pengerahan alat-alat berat. Itu sangat membantu,” tambahnya.
Kapolresta Surakarta AKBP Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan pleton pasukan satgas bencana.
“Kepolisian juga menyiapkan fasilitas ambulan, anjing pelacak jenis Cadaver yang punya keahlian khusus SAR untuk membantu mengevakuasi korban, termasuk armada roda empat dan dua sudah kami siagakan,” kata Ade.
Plt Kepala BPBD Kota Surakarta , mengatakan pihaknya beserta jajaran dan jaringan relawan selalu siaga jika terjadi bencana. Pihaknya, setiap saat melakukan pemantauan, baik patroli langsung maupun komunikasi dengan ujung tombak informasi dan relawan di kelurahan.
“Bagi warga, selain dengan Jogo Tonggo untuk penanggulangan pandemi juga bisa dimanfaatkan untuk komunikasi dan koordinasi apabila terjadi bencana. Alangkah baiknya kaum laki-laki harus menggiatkan ronda malam,” serunya.
Usai apel dilakukan simulasi latihan evakuasi penyelamatan ASN yang terjebak kebakaran di gedung Balai Tawang Praja Balai Kota Surakarta.
Terjadi kebakaran di gedung Balai Tawang Praja lantai 4 dimana para forkopimda sedang berkumpul mengadakan rapat penanganan covid 19.
Saat baru mulai, tiba – tiba ada asap mengepul dan api yang semakin membesar. Walikota dan jajarannya serta forkopimda segera dievakuasi. Namun 25 ASN terjebak. Tim evakuasi segera bertugas dan dengan mobil damkar, ambulans dan tim rescue serta para personil TNI dan Polri segera datang di lokasi dan menangani serta mengevakuasi ASN menjadi korban. 25 korban terjebak di lantai dua. Dengan sigap tim Siaga Bencana yang dipanggil segera melakukan evaluasi terhadap korban. Membawa korban ke tempat yang lebih aman.
Rescuer segera koordinasi dengan tim medis gabungan lalu bangun RS darurat. Dengan sigap dan cepat melakukan penyelamatan di lantai dua Balai Tawang Praja.
Walikota Gibran beserta jajaran memantau langsung jalannya evakuasi korban.
Perlu diketahui Siaga Bencana harus dimulai dari diri sendiri atau mandiri. Masyarakat yang selamat dari bencana sebagian besar karena bisa menyelamatkan diri sendiri.
baca: Final Piala Menpora Digelar di Stadion Manahan
Masyarakat harus memahami bencana yang akan dihadapi terlebih dahulu. Misalnya bencana yang sering terjadi di Indonesia yaitu banjir, gempa bumi, dan puting beliung.
Dengan mempunyai pemahaman yang memadai mengenai bencana yang dihadapi, masyarakat bisa lebih tanggap dalam menyelamatkan diri saat situasi bencana terjadi. []