SRAGEN – Dalam rangka memperingati hari Batik Nasional yang jatuh tanggal 2 Oktober 2021, BRI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menggelar Sragen Membatik bersama IKM (Industri Kecil Menengah) dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) BRI beserta Binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kab. Sragen di Alun-alun Sasono Langen Putro, Minggu (17/10/2021).
Pemimpin BRI Cabang Sragen, Catur Wahyu Endrayudianto dalam sambutannya mengatakan acara ini digelar dengan tujuan untuk mensukseskan kehidupan masyarakat terutama para pelaku usaha batik. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan penyaluran modal untuk para IKM atau UMKM pembatik dan para pengusaha mikro kecil.
“Sampai dengan bulan September, BRI cabang Sragen telah menyalurkan permodalan di angka 3,1 triliun kepada kurang lebih 85 ribu pelaku UMKM termasuk didalamnya adalah program pemerintah yaitu KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan bunga yang cukup rendah. Pelaku UMKM tersebut termasuk didalamnya adalah pelaku usaha pembatik maupun pedagang batik,” ujarnya.
Dikatakan Catur, digelarnya acara ini diharapkan dapat menghidupkan kembali batik tulis yang ada dikota Sragen agar bisa bersaing dengan batik printing ditengah teknologi yang modern sekarang ini.
Sementara Kepala Dinas Disperindag, Tedi Rosanto, mengatakan satu bulan kemudian batik yang telah dikerjakan oleh pembatik selama acara akan dikemas dan dilelang. Acara lelang akan dihadiri oleh pejabat-pejabat Pemda dan juga pejabat-pejabat Bank yang ada di Sragen.
Selama pandemi Covid-19, pasaran batik di tingkat internasional dan internal menurun. Hal tersebut menyebabkan para pelaku IKM terpaksa memulangkan karyawannya.
“Saat inilah momen kami untuk menggerakkan lagi tenaga pembatik dan kita angkat lagi batik Sragen untuk dipaparkan,” jelasnya.
baca: Majukan UMKM, Walikota Solo Tandatangani MoU dengan idEA
Tedi menjelaskan, pembatik di Sragen ada sekitar 500 orang. Namun untuk regenerasi memang masih terbatas. Meski terbilang sedikit, mereka tetap terampil dan menunjukkan kemampuannya dalam acara ini dengan menampilkan hasil karyanya. Hasil karya batik mereka diperagakan dalam acara fashion show oleh 7 peraga.
“Tadi di fashion show itu adalah hasil dari anak-anak Sragen. Yang ditampilkan 7 peraga tadi ternyata batiknya mulai dari motif dan yang membuat itu adalah regenerasi daripada peserta ini,” ujarnya.
Tedi berharap, acara ini bisa menjadi titik awal kebangkitan batik tulis. []