SD Muh 1 Ketelan Membumikan Budaya Positif dan Fisolofis Pendidikan

Date:

SOLO – Program Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta  Gelar Membumikan Budaya Positif dan Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).

Acara dengan narasumber Dwi Suparwanto SPd, Tri Yuniarti SSi SPd dan Dyah Elina Indriyani ini berlangsung di ruang kelas sekolah sehat kelas VI, Kamis-Jum’at  30-31 Desember 2021.

Dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan peserta di-thermo gun sebelum memasuki ruang, memakai masker, hand sanitizer, dan duduk berjarak kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB.

Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti SPd melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko menjelaskan, kegiatan sosialisasi bertujuan meningkatkan kualitas dalam hal pengetahuan baik bagi guru dan karyawan yang muaranya membentuk profil pelajar Pancasila. Tenangkan hati dan pikiran. Arahkan semua  perhatian untuk  fokus belajar hadirkan  rasa ingin tahu,  syukur, dan  kebijaksanaan.

“Capaian umum mengetahui Filosofi Pendidikan KHD. Mengetahui nilai-nilai (GP) dalam  upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Mengetahui Visi Guru Penggerak. Mengetahui Budaya positif,” papar Humas Reward terbaik 1 versi Perguruan Muhammadiyah Solo, Jum’at (31/12/2021).

Sambung dia, capain khusus mampu membuat gambaran diri di masa depan terkait dengan nilai-nilai dan  peran seorang Guru Penggerak. Memahami bahwa Profil Pelajar Pancasila (dan Peran-Nilai GP) ditumbuhkan lewat keteladanan, serta pembiasaan yang konsisten dan sistemik. Memahami bahwa program PGP menuntut CGP untuk  aktif membuat makna dan mengambil pembelajaran  yang positif.

baca: Peduli Nasib Petani, Quatly Alkatiri Bagikan Puluhan Cultivator Alsintan

Salah satu narasumber Dwi Suparwanto menjelaskan, maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan  kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat  mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-  tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota  masyarakat.

Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya  kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat  memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat  anak.

“Guru dan murid berkolaborasi untuk menginisiasi/menciptakan  kedalaman (rasa takdjub dan kasmaran) spiritual, intelektual dan  sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia. Siswa dan guru merdeka belajar yang berkolaborasi bersama  menggali dan mengembangkan potensi siswa dan mengakomodasi. Bagja ‘selamat dan bahagia’,” ujar Dwi Suparwanto. []

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Aliansi Bela Palestina Akan Gelar Aksi Setahun Genosida di Kedubes AS

JAKARTA-Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) akan menggelar aksi...

Pramuka SMA IT Nur Hidayah Selenggarakan Jelajah ke Situs Mataram Islam

SUKOHARJO-Pramuka SMA IT Nur Hidayah Sukoharjo  selenggarakan kegiatan Jelajah...

Konsistensi dalam Menulis Sangat Penting bagi Penulis Pemula

MAGELANG–SMAN 1 Kota Mungkid bekerja sama dengan Forum Lingkar...

Semarak Hari Batik, Sekolah Alam Aqila Gelar Sejumlah Acara

KLATEN-“Tek..tek..tek” suara palu kayu bersahut sahutan menjadikannya lantunan penyemangat...