SOLO – Ada cara asyik yang dilakukan murid-murid kelas III SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta dalam mengisi waktu rehat, jeda pasca Penilaian Tengah Semester (PTS) 2. Mereka mencoba pengalaman dan tantangan baru yakni dengan mengikuti proyek pembuatan tempe.
Ya, hari ini, Senin (14/03/2022) mereka mengawali kegiatan proyek ini dengan berdoa bersama dilanjutkan dengan hafalan beberapa surat pendek. Kemudian mereka diajak berselancar melalui video mengetahui sejarah tempe, proses pembuatan tempe yang higienis, beragam olahan tempe, hingga informasi tempe yang telah mendunia. Diminati, diproduksi, dan dikonsumsi di negara Jepang, Jerman, Amerika, dan lainnya.
Selanjutnya para peserta melihat secara langsung bahan tempe yang siap dibungkus. Baik menggunakan daun pisang, daun jati, atau menggunakan plastik. Setelah menyaksikan dan mendapatkan penjelasan, mereka langsung praktik membungkus tempe secara berkelompok dipandu oleh guru pendamping.
Salah satu peserta kegiatan, Alif Fauzan Perdana (8), murid kelas 3D menyampaikan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini.
“Senang belajar proyek membuat tempe. Ini pengalaman pertama saya dalam membuat tempe. Ternyata proses membuat tempe tidak mudah. Kita harus berterima kasih kepada perajin tempe. Biasanya kita tinggal beli, memasaknya, dan menikmati olahannya. Tanpa mengetahui proses pembuatannya,” tuturnya.
Sementara peserta lainnya, Asyifa Kenzie Sarjito (8) murid kelas 3B menceritakan secara urut proses pembuatan tempe yang telah ia dapatkan dari tayangan video maupun penjelasan guru pendamping.
“Keledai pilihan dicuci dahulu, lalu direndam selama semalam. Selanjutnya rendaman kedelai dikupas kulitnya, kemudian dikukus. Setelah dikukus dibiarkan dingin dulu pada sebuah wadah, kemudian diberi ragi. Selanjutnya dibungkung pakai daun pisang, atau daun jati, atau pakai plastik. Setelah itu diletakkan pada wadah yang ditutup memakai kain selama semalam,” terangnya.
baca: Peresmian The Gade Creative Lounge Corner: Hadiah untuk UNS dari Pegadaian
Koordinator Paralel Kelas III, Syarifatul Istiqomah, S.Pd. menyampaikan bahwa kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini mengambil tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI Melalui Teknologi Pangan Khas Indonesia, Tempe.
“Tujuannya mengajak murid-murid untuk lebih mengenal pangan khas Indonesia, yakni tempe. Apa bahannya, bagaimana cara produksinya, apa saja hasil olahannya. Tentunya memberi pengalaman belajar yang lebih bermakna dengan pengalaman langsung membuat tempe. Mereka juga lebih banyak bersyukur, berterima kasih kepada petani kedelai, para perajin tempe, semakin menghargai dan mencintai produk pangan khas Indonesia,” ungkapnya. []