KLATEN-Payung batik buatan perajin di dusun Pendem, Desa Jarum, Kecamatan Bayat semakin diminati masyarakat luas, tidak hanya di indonesia bahkan hingga ke manca negara. Kerajinan tangan yang awalnya lahir ketika kondisi perajin terjepit saat pandemi Covid-19 itu, kini sukses menembus pasar Asia hingga Amerika.
Sularto (42) pengembang perajin payung batik menjelaskan, proses membatik pada payung sama halnya dengan produk batik tulis pada umumnya,yakni dilakukan menggunakan canting.Hanya saja pewarna yang digunakan pewarna cat. Beragam motif batik digoreskan pada media payung mulai dari pola batik klasik hingga kontemporer.
“Motif-motif seperti motif tiga negeri serta motif klasik seperti kawung,sekar jagad,truntum.Saya sesuaikan pesanan motif apa yang diinginkan.Untuk yang lokal saat ini baru tren motif warna cerah seperti motif tiga negeri.Kalau pasar luar negeri lebih suka ke motif klasik,”jelas pria yang akrab dipanggil Jeprik.
Untuk membuat payung batik, Jepri dibantu 40 orang karyawan. Sebanyak enam orang mengerjakan payung batik di rumahnya yang sekaligus tempat produksi bernama Bima Sena.
Sedangkan perajin lainnya mengerjakan dari rumah masing-masing. Dalam sebulan Jeprik mendapat pesanan hingga 1.000 payung batik.
Ide membuat payung batik, lanjut Jeprik lantaran kondisi terjepit saat awal pandemi Covid-19.Ia yang awalnya sebagai perajin batik kayu dengan pasar hingga mancanegara, harus terhenti dan usahanya macet.
“Bingung saat itu mau mengerjakan apa.Kok dipojokan ada payung ,tak ambil kemudian sambil bereksperimen coba membatiknya.Awalnya pewarna tidak bisa nempel di bagian atas payung. Setelah enam kali mencoba saya baru bisa menemukan oplosan berbagai merek cat yang tepat,akhirnya bisa menempel bagus pada payung,”ungkapnya.
Kemudian ia menyuruh istri untuk nyanting tapi tidak pakai pola, setelah jadi diunggah melalui IG (instagram).Tak disangka unggahan foto payung batik itu disukai orang India yang akhirnya diorder
Order payung batik terus berdatangan terutama dari luar negeri seperti Hongkong, Amerika dan Australia.
“Alhamdulillah bulan ini sudah menyelesaikan 1.000 payung batik, Harga minimal Rp.150.000 dan maksimal Rp.450.000 per biji,”ucapnya.
baca: Iriana Jokowi Puji Kerajinan Batik Sragen
Jeprik mengklaim daya tahan pewarna pada payung batik yang ia buat,warnanya masih terjaga hingga kini meski kondisi payung sudah rusak.
Order payung batik tidak hanya untuk kepentingan aksesoris, namun ada juga untuk keperluan sehari-hari.
Kini ia terus mengembangkan inovasi payung batik termasuk batik kayu juga kain. []