KLATEN-Menu soto selalu identik disajikan dengan kuah, namun di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu terdapat sajian soto tanpa kuah yang kerap disebut soto kering atau toring.
Meski nampak sederhana warung yang berlokasi dibelakang RS PKU Muhammadiyah Delanggu selalu ramai pembeli.
Wahyuni (46) pemilik warung mengatakan setiap harinya selalu menjual 80 -90 porsi toring. Para pembeli tidak hanya berasal dari Klaten, namun juga banyak yang dari luar klaten.
“Saya berjualan di sini sudah 12 tahun,sebelumnya berlokasi di dekat Jl.Solo – Jogja membantu budhe saya yang sudah Almarhum. Saya yang meneruskan berjualan.Kebanyakan pelanggan saya dari RS PKU Muhammadiyah termasuk anggota keluarga pasien. Selain itu dari beberapa sekolahan disekitar Delanggu dan Wonosari. Bahkan kami memiliki pelanggan tetap dari Palur Karanganyar kalau pesan puluhan bungkus,”ungkapnya,Senin (12/12).
Toring bikinan Mb Yun terdiri dari nasi pulen dan aneka topping sebagai pelengkap. Seporsi nasi itu kemudian ditaburi aneka sayuran seperti kubis, kecambah, seledri serta suwiran daging ayam.
Selanjutnya disiram dengan kuah khusus racikan Wahyuni. Meski disiram kuah, soto tidak basah.
Rasanya tetap nikmat karena kuahnya dibuat dengan aneka rempah yang menciptakan rasa serta aroma tentu saja langsung menggugah selera. Untuk seporsi nasi soto kering relatif terjangkau yakni Rp.5000.
Warung Mb Yun yang buka setiap hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB itu, selain menu soto kering juga menjual menu antara lain gudeg, rames, pecel, capcay bakmi goreng, kare serta soto kuah. Namun menu yang paling laris tetap toring.
Salah satu pembeli,Endra,mengaku sangat suka dengan masakan Mb Yun, terutama soto kering, gudeg dan rames.
“Setiap hari saya pasti kesini saat jam istirahat kerja, rasa soto keringnya uenak tenan. Harganya sangat terjangkau dan pelayanannya ramah,”ucapnya.[WES]