KLATEN-Pemilu 2024 masih akan diwarnai nuansa perkubuan, seperti yang terjadi pada Pemilu dan Pilpres 2019. Hanya saja dengan beda nuansa dan beda setting.
Hal itu diungkapkan mantan Ketua Bawaslu, Dr Nur Hidayat Sardini pada Sosialisasi dan Implementasi Peraturan dan Non Peraturan Bawaslu yang digelar Bawaslu Klaten di Hotel Grand Tjokro, Rabu (15/03).
Ia mengatakan, kemungkinan aktor utama dalam Pemilu 2019 akan beralih peran menjadi aktor figuran.
“Namun si aktor figuran ini nantinya bisa menjadi peran utama. Tetapi daya dukungnya yang berbeda juga tidak sedramatis tahun 2019,”ujarnya.
Pengajar Fakultas Ilmu Politik dan Pemerintah UNDIP Semarang itu menegaskan bahwa Bawaslu punya kewenangan penyelesaian sengketa proses Pemilu yang sangat kuat, karena sebaik – baik lembaga negara adalah bila mampu mengantisipasi sekecil potensi konflik yang ada.
Nur Hidayat berharap, Bawaslu termasuk Panwascam untuk tidak menyia- nyiakan mekanisme tersebut,karena punya kewenangan sangat baik.
“Saya berikan pengarahan agar Bawaslu tidak kaku namun mahir saat mengatasi setiap kasus, karena kasus yang sering terjadi adalah konflik antara penyelenggara pemilu, atau antar peserta pemilu. Dengan begitu bisa benar-benar membantu agar kondisi di lapangan tidak menjadi tegang dan menjadi konflik,”ucapnya.
Sementara itu Ketua Bawaslu Klaten, Arif Fathkurrohman mengatakan, Sosialisasi dan Implementasi Peraturan Non Peraturan Bawaslu No 7,8 dan 9 terkait penanganan pelanggaran yang bisa dilakukan Bawaslu dan jajaran.
“Kegiatan ini kami lakukan untuk meningkatkan SDM dan kapasitas Bawaslu dan Panwascam, agar paham tentang penanganan bila terjadi pelanggaran sesuai kewenangan. Di lapangan jangan sampai salah penanganan,”ungkapnya. [WES]
