Suatu hari ada seekor kupu-kupu yang bersahabat dengan seekor lalat. Kupu-kupu selalu diejek teman-temannya karena mau saja bersahabat dengan lalat. Padahal lalat itu jorok, dan kotor. Berbeda dengan kupu-kupu, mereka sangat cantik dan indah. Tapi ada alasanya kenapa kupu-kupu mau bersahabat dengan lalat. Saat kupu-kupu diperlakukan kasar oleh teman-temannya yang lain, hanya lalat yang mau membantunya.
Bahkan orang tua kupu-kupu juga tidak setuju dengan pertemanan keduanya. Namun kupu-kupu tidak memperdulikannya. Dia tetap diam-diam bermain dengan lalat, meski sudah dilarang oleh kedua orang tuanya. Hingga suatu hari karena kupu-kupu semakin dijauhi oleh teman-teman sejenisnya, ia pun semakin dekat dengan lalat. Sehingga saat semua kupu-kupu lain mencari bunga-bunga untuk mengumpulkan nektar, ia malah pergi bersama lalat ke tempat yang sangat kumuh dan bau busuk.
Awalnya lalat merasa kupu-kupu baik-baik saja meski tidak menghisap nektar seperti teman-teman lainnya. Lalat berpikir kalau kupu-kupu juga bisa memakan apa yang dimakannya, makanya ia membawa lalat ke tempatnya mencari makan. Toh, saat mencari bunga-bunga di taman, tak ada yang menyambutnya dengan gembira. Berbeda dengan tempatnya, karena lalat-lalat yang lain akan dengan senang hati menyambut kedatangannya.
“Kupu-kupu, ayo cepat! Aku ajak ke tempatku biasa makan.”
Kupu-kupu tanpa tahu apa pun, dia mengikuti lalat. Sesampainya di tempat itu, kupu-kupu sangat kaget. Lalat mengajaknya makan bersama teman-teman lalatnya yang lain. Kupu-kupu agak enggan menerima ajakan itu. Dia merasa mual dan tidak enak badan. Tetapi karena tidak ingin menyinggung perasaan lalat, kupu-kupu pun mencobanya. Kemudian dia langsung memuntahkannya.
“Makanan apa ini? Sangat menjijikkan! Aku tidak bisa memakannya,” ucap kupu-kupu.
“Apa? Menjijikkan katamu? Ini makanan kami. Kamu harus menghargainya dong.”
Lalat merasa sedih mendengar kata-kata kasar dari kupu-kupu. Ia tidak menyangka kupu-kupu akan tega melontarkan kata-kata itu kepadanya. Kupu-kupu langsung terbang meninggalkan lalat. Keduanya dipenuhi emosi kemarahan yang dalam.
Setelah beberapa hari berlalu, kupu-kupu sadar bahwa ia terlalu kasar kepada lalat. Ia hendak meminta maaf kepada lalat. Ia pun pergi ketempat ia biasa bertemu dengan lalat. Di sana sudah ada lalat sedang duduk sendiri dengan wajah murung. Ternyata lalat juga merasa bersalah kepada kupu-kupu karena membuatnya makan, makanan yang tidak seharusnya dimakan kupu-kupu.
Keduanya bertemu dan saling meminta maaf. Mereka berjanji tidak akan pernah bertengkar lagi. Sekarang mereka memutuskan untuk kembali bersahabat kembali.[]
Karya : Andin
(SD Alam Aqila/Kelas 6)