Home Solo Raya Membumikan Nilai-Nilai Literasi Seni dan Budaya Melalui Kuliner Rakyat di Pusat Kuliner...

Membumikan Nilai-Nilai Literasi Seni dan Budaya Melalui Kuliner Rakyat di Pusat Kuliner Sekar Keprabon Surakarta

0

“Kawan, kenangan terindah tidak akan lekang oleh waktu saat duduk di beranda taman bunga indah memesona dalam pelukan semesta rembulan dini hari”

Alunan lagu nyaring dan membuat suasana malam begitu ceria dan menyenangkan bagi seluruh pengunjung yang hadir di pusat kuliner Sekar Keprabon Surakarta. Keindahan suasana malam yang indah memesona dalam pelukan semesta rembulan dini hari dikelilingi aneka bunga bermekaran, salah satunya bunga matahari tersenyum di seberang jalan menyaksikan senangnya hati rakyat sedang berpesta di wedangan Makno. Dengan ceria sang biduan menyanyikan lagu yan lagi viral saat ini, yakni “Satu Rasa Cinta” yang ditulis oleh Ajhay Pasma dan diviralkan oleh Arif. Suara yang merdu diikuti oleh pengiring musik dan suara para pengunjung yang ikut bernyanyi ikut menambah suasana wedangan rakyat begitu berasa dan berwarna indah dengan riuh suara para pengunjung ikut bernyanyi dan bertepuk tangan serta menggoyangkan kaki, tangan, kepala, dan ada juga yang hanya digerakkan batinnya karena sedikit merasa malu-malu.

Biduan yang menghibur di wedangan Sekar Keprabon pun terus mengajak para pengunjung di pusat kuliner rakyat bernyanyi bersama  “//Jangan tanya bagaimana esok/Ku tak ingin menerka perasaan ini/Yang kutahu, hari ini ku mencintaimu/Yang kutahu, ku sangat menyayangimu//Biarlah semua berlalu/Jalani seperti apa adanya/Bunga ‘kan mekar meski kemarau melanda/Bunga ‘kan mekar meski kemarau melanda//Bukan ku ingin memastikan/Akulah cinta sejatimu/Yakinkan hatimu/Akulah takdir yang engkau nantikan//.

Pusat kuliner Sekar Keprabon Surakarta yang berada tepat di sisi utara Mangkuneran ini menjadi saksi senyuman bunga-bunga yang menghiasi beranda Kampung Deret yang dibangun saat Ir. Joko Widodo menjadi Walikota Solo dengan tujuan untuk menata bantaran sungai agar menjadi indah memesona. Pusat kuliner Sekar Keparbon ini menjadi salah satu bukti bahwa rakyat memerlukan ruang-ruang publik untuk melepas penat dan mendapatkan hiburan sederhana tetapi sangat bermakna, murah meriah setelah bekerja seharian mengais rezeki.

Selain itu wedangan rakyat Sekar Keprabon ini juga sebagai media untuk silaturahmi bersama untuk menanamkan nilai-nilai literasi seni dan budaya Bagai anak-anak, remaja, dan orang tua tanpa sekat untuk menyampaikannya secara bersama melalui media wedangan bersama dengan aneka makanan istimewa rakyat Indonesia.

Pusat Kuliner Sekar Keprabon ini menjadi pusat penjualan aneka bunga yang indah memesona pada waktu pagi siang sampai senja tiba. Tata ruang dan kondisi terkini sudah berbeda dengan saat Sekar dahulu kala sering melintasi jalan di sisi Mangukenaran. Hampir setiap pagi di tengah-tengah hijaunya daun-daun bunga tegak lurus mekar bunga matahari yang tersenyum menyapa setiap pembeli dan masyarakat Surakarta yang melewatinya.

Sekar pun sekarang sudah menyimpan jauh dalam lubuk hatinya senyuman bunga matahari tersebut sebagai nafas untuk terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) bagi multigenerasi NKRI di beranda cinta istana arfuzh ratulisa tercinta. Berangkat dari taman Sekar Keparobon inilah Sekar menabur benih-benih literasi seni dan budaya kepada seluruh penghuni  kampung deret dan akhirnya bertaburan dan menjadi indah memesona sepanjang kali anyar yang melintasi lingkar kota Surakarta.

Keberadaan taman bunga di sisi utara Mangkunegaran ini benar-benar menjadi saksi penataan tepian sungai yang dahulu terkesan kumuh dan sekarang menjadi indah memesona. Kampung deret ini menjadi percontohan untuk penataan lingkungan bantaran sungai dapat dapat menjadi sumber literasi sains dan lingkungan bagi multigenerasi NKRI.

Silahkan lihat dan nikmati sejuknya udara di pagi hari sambil memilih bunga-bunga warna-warni indah memesona menanti para pengunjung. Saat senja mulai menuju ke peraduannya suasana pun berubah menjadi sangat indah di sisi barat rumah deret yang tersusun dengan bata merah indah sekali. Di pusat kuliner Sekar Keparobon inilah menjadi pusat untuk membumikan literasi seni dan budaya kepada masyarakat. Enam literasi dasar, yakni literasi: (1) menulis dan membaca, (2) numerik, (3) digital, (4) sains, (5) keuangan, (6) seni, budaya, dan kewaragaan dapat ditumbuhkembangkan melalui pusat kuliner Sekar Keprabon Surakarta. Penanaman dan pengalih pengetahuan melalui aneka jenis kuliner sego kucing, bakmi Jawa, bakso, mie ayam, soto, tengkleng, sate kere, dan aneka jajanan kuliner untuk rakyat dengan suasana yang begitu menyenangkan dan menjadi keindahan tersendiri bagi para pengunjungnya. Di sini lah pusat kuliner rakyat yang dapat menyatukan aneka ras, suku, golongan, tanpa melihat kasta ekonomi rendah, menengah, dan atas. Semua pengunjung menyatu dengan ceria sambil menikmati lagu-lagu campur sari, dangdut, dan pop lainnya. Segala indah memesona tanpa ada jarak yang menjadi sekat anatara pengunjung satu degan yang lainnya saat sang penyanti wedangan rakyat Sekar Keprabon melantunkan lagu “Aku Bukan Jodohnya” ciptaan Tri Suaka.

Penguatan nilai-nilai karakter bagi seluruh masyarakat Surakarta dan Indonesia adalah dengan keteladanan dan pembiasaan. Wujud nyata untuk membumikan literasi seni dan budaya di Pusat Kuliner Sekar Keparon Surakarta ini dapat dijadikan sebagai model penanaman karakter, sikap keteladanan, sikap menghargai, menghormati, menjaga, merawat, toleransi dalam kebhinekaan seluruh masyarakat Indoensia.

Sikap-sikap toleransi dalam kebhinekaan harus terus ditanamkan kepada seluruh masyarakat agar semakin memahami literasi seni, budaya, dan humanistik dalam berbagai konteks kehidupan. Oleh karena itu, semua konteks ruang dan waktu harus dapat dijadikan oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, keluarahan/desa, rukurn warga (RW), dan rukun tetangga (RT) baik secara formal maupun nonformal untuk membumikan nilai-nilai literasi dengan Ratulisa secara bertahap dan berjenjang dan berkelanjutan. Kota Surakarta dapat dijadikan sebagai salah satu model pusat kuliner, seni, budaya, humanistik, dan kebhinekaan untuk membumikan literasi seni, budaya, dan humanistik secara berkelanjutan dalam berbagai konteks kehidupan masyarakat.

Akhirnya, seluruh elemen masyarakt Surakarta dan seluruh Indonesia akan menjadi virus-virus positif untuk ikut serta menyebarkan virus literasi dengan Ratulisa ke seluruh pelosok negeri. Berangkat dari pusat kuliner Sekar Keprabon Surakarta akan dapat menyebar ke 38 provinsi saat dirasakan keindahan, kedamaian, kebersamaan, silaturahmi, dan kebhinekaaan yang menjadi kenangan yang tidak akan lekang oleh waktu. Sekar pun terus menuliskan kenangan-kenangan terindahnya di Kota Surakarta melalui kerinduan-kerinduan dan kenangannya dalam bentuk sumber-sumber literasi dengan Ratulisa untuk multigenerasi NKRI. Selamat mengunjungi dan menikmati pusat kuliner Sekar Keparobon Surakarta yang indah memesona sepanjang masa untuk seluruh masyarakat Indonesia.

“Saat senja menuju ke peraduannya, malam pun menjadi waktu yang paling indah dan memesona untuk saling bercerita, bercanda, berbagi rindu untuk mengurai benang-benang literasi ratulisa bagi semesta di beranda istana arfuzh ratulisa tercinta”

 

Taman Sekar Keprabon, 9 Juli 2023

Penulis, Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa

 

Exit mobile version