SUKOHARJO-Menyusul masuknya pinjol di lingkungan kampus sejumlah mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta berunjukrasa di depan gedung rektorat. Mereka menuntut rektor membubarkan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN karena dinilai membawa pinjol masuk kampus.
Sambil membentangkan poster dan sepanduk puluhan mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, berunjukrasa di lobi hedung rektorat.
Mereka ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada rektor terkait kasus masuknya pinjol ke kampus yang dibawa Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema)
Ada tiga tuntutan yang disuarakan, yaitu tolak pinjol, pecat ketua dema dan bubarkan dema serta bubarkan PBAK.
menurut Kelvin Haryanto, Korlap Aksi, masuknya pinjol ke kampus UIN jelas merupakan kesalahan fatal. Dema harus bertanggung jawab, karena pinjol sarat akan riba yang dilarang agama.
Aksi ini mendapat perhatian rektor yang datang langsung menemui mahasiswa. Rektor Mudofir menyampaikan telah meminta Dema untuk memutus kerjasama dengan pengelola aplikasi diberi waktu 1×24 jam.
Karena saat mendapatkan sponsorship tersebut, pengurus dema tidak melaporkan ke rektorat.
Rektor menambahkan, menurut keterangan ketua dema setelah dikonfirmasi, tujuan registrasi pinjol tersebut sebagai edukasi literasi keuangan. Namun hal tersebut justru menjadi kontroversial.
Masalah pinjol masuk kampus ini dipicu setelah pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN menganjurkan agar mahasiswa baru (maba) mengunduh dan registrasi aplikasi pinjol Akulaku dan Aladin/ agar bisa mengikuti Pengenalan Budaya Akademik Dan Kemahasiswaan (PBAK).
Hal ini banyak dikeluhkan mahasiswa baru dan orang tua mahasiswa yang memprotes anjuran tersebut. []