SUKOHARJO-Heboh mahasiswa baru (maba) Universitas Negeri Islam (UIN) Raden Mas Said Surakarta masuk dalam aplikasi pinjaman online (pinjol) yang menjadi bagian sponsor untuk kegiatan pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK) 2023. Rektor UIN Surakarta, Prof Mudhofir mengaku kecolongan dan akan menyelidiki kasus tersebut.
Mencuatnya kasus ini bermula dari keluhan sejumlah mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta di akun instagram dewan eksekutif mahasiswa (Dema)/ karena masuk registrasi aplikasi pinjaman online (pinjol).
Para maba khawatir registrasi dengan verivikasi foto wajah dan KTP di salah satu aplikasi pinjol, data data mereka tidak lagi aman bahkan Maba UIN rentan terjerat pinjol yang sebagian besar menilai riba.
Menurut informasi registrasi aplikasi pinjol oleh maba karena dema uin telah kerjasama sponsor untuk kegiatan pembelajaran Pengenalan Budaya Akademik Dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023.
Mencuatnya polemik ini Rektor UIN Surakarta, Prof. Mudhofir angkat bicara. Pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut dengan memanggil Dema untuk dimintai klarifikasi.
Rektor mengaku kecolongan dan sama sekali tidak tahu menahu terkait masalah tersebut. Ada indikasi kuat mahasiswa telah bertindak sepihak tanpa koordinasi, terkait kerjasama sponsorsip.
Dalam penyelidikan rektor juga menerjunkan dewan kode etik untuk mengawal masalah ini sehingga dapat diselesaikan.
Terkait kabar bahwa kehadiran pinjol sebagai sponsor untuk kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023/ rektor membantah tegas, hal tersebut karena pelaksanaan PBAK 2023 sudah diatur dalam peraturan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 4962 tahun 2016. Sehingga kegiatan tersebut sudah dianggarkan dan dibiayai oleh kampus. []