SOLO-Sepuluh teknik menyusun materi ceramah. Hal tersebut disampaikan alumni pelatihan Da’i dan manajemen dakwah periode 19-27 April 2024 Batch 4 yang digelar oleh Aslam Edutama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Profesional Wadah Pengemmbangan Profesi dan Kompetensi Diri dengan SK Kemenkum HAM: AHU 045503.AH.01.30 Tahun 2023.
“Alhamdulillah, telah menerima sertifikat materi pelatihan da’i dan manajemen dakwah. Instruktur pelatihan Ustaz Agus Salam SHI CWC CDAI CMED CDCT CTR. Materi sangat berkesan tentang sepuluh teknik menyusun materi ceramah. Sesuai amanah guru harus belajar sepanjang hayat dan bergembira belajar dengan siapapun,” ujar Dwi Jatmiko, sambil tersenyum, Rabu (8/5/2024).
Jatmiko menuturkan, pada prinsip 1 kenali jamaah kita. Maka, tentukan tujuan ceramah. Tentukan tema dan pokok materi. Buat struktur ceramah. Gunakan bahasa yang jelas dan menarik. Berikan contoh dan ilustrasi. Interaktif dan partisipatif. Gunakan bantuan visual. .
“Perhatikan waktu dan durasi, lalu yang ke sepuluh tutup dengan kesimpulan,” jelasnya.
Dia menjelaskan pahami siapa jama’ah kita. Pertimbangkan latar belakang, kebutuhan, dan minat mereka. Ini akan membantu kita dalam menyusun materi yang relevan dan menarik bagi mereka. Tentukan dengan jelas tujuan dari ceramah kita. Apakah Anda ingin memberikan informasi, menginspirasi, mengajak jama’ah bertindak, atau menciptakan pemahaman baru?
“Tentukan tema umum ceramah dan identifikasi pokok-pokok materi yang akan disampaikan. Pastikan materi tersebut terkait erat dengan tujuan ceramah dan kebutuhan jama’ah,” tekannya.
Dia menuturkan, teknisnya dalam gunakan struktur yang jelas, seperti pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Pendahuluan sebaiknya mencakup poin-poin kunci, isi ceramah membahas materi secara sistematis (kerangka materi), dan kesimpulan merangkum pokok-pokok utama.
Misal dengan judul tidak semua amal diterima. Maka pednahuluannya Qs. Al-Kahfi [18]: 104 penyesalan orang kafir di akhirat.
“Siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak”. (HR. Muslim). Do’a subuh Nabi minta amal yang diterima (amalan mutaqabbalan) ini menunjukkan ada amal yang di tolak.
Kerangka isi materi imam Qs. Az-Zumar [39]: 65, al Ikhlas Qs. Al-Bayyinah [98]: 5, Ittiba’ Qs. Ali Imran [3]: 31 dan Istiqomah Qs. Al-Hijr [15]: 99.
“Sebagai penutup. Ada empat hal yang harus kita lakukan agar amal kita tak sia-sia. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua dan kelak kita dikumpulkam Kembali di dalam Jannah-Nya,” jelasnya. []