JEPARA-Untuk melestarikan kesenian kentrung tetap hidup, Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar Konser Intim Maestro, yang menampilkan sosok maestro kesenian Kentrung Jepara, Mbah Parmo bersama sang cucu Arif Sunarwan, di halaman Radio Kartini 94,2 FM, Selasa (29/10/2024) .
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara Arif Darmawan menyampaikan, berkomitmen untuk mendukung setiap langkah yang diambil, dalam memperjuangkan kebudayaan lokal.
“Berupaya agar seni-seni tradisional bisa tetap eksis, dan tetap mewarnai zamannya sampai sekarang,” ungkap Arif.
Apresiasi disampaikan Arif kepada generasi muda yang peduli terhadap kebudayaan. Dia optimistis, generasi-generasi baru akan terus muncul untuk menjaga maruah kebudayaan, di tengah-tengah masyarakat.
“Harapannya, upaya ini terus berkesinambungan. Salut pada generasi-generasi muda yang mempunyai perhatian pada bidang kebudayaan,” tuturnya.
Ketua Yayasan Jungpara Jepara Sarjono menyampaikan, pihaknya juga memiliki komitmen tinggi terhadap pelestarian tradisi. Sejak tahun 2016, dia bertekad untuk menggali dan memperkenalkan warisan budaya tersebut.
“Saat itu, kami mulai mengenal Kentrung Jepara dari sekadar menonton, salah satunya di malam satu Sura di Radio Kartini,” tuturnya.
Disampaikan, untuk menjaga agar kesenian ini tetap hidup, bermaksud membangun kelas kentrung, yang melibatkan Mbah Parmo sebagai mentor.
Bersama Komunitas Teater Tuman Jepara, kelas ini berhasil menarik minat 30 peserta di awal, meski akhirnya menyusut menjadi tujuh orang. Dari sini pula, lahirlah komunitas Ken Palman, yang bertugas memperkenalkan Kentrung Jepara kepada audiens luas, termasuk dengan membawakan lagu-lagu populer dalam pertunjukan.
Selain itu, lanjutnya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara juga mendukung pelestarian kesenian tersebut. Mereka merekomendasikan Kentrung Jepara sebagai Warisan Budaya Tak Benda kepada Kemendikbud. Hasilnya, pada tahun 2023, kentrung mendapat pengakuan resmi sebagai warisan budaya.
“Harapannya, kentrung akan kembali dikenal lebih luas oleh masyarakat, khususnya generasi baru,” imbuh Sarjono. []
Sebelum pertunjukan, Mbah Parmo juga menekankan pentingnya tradisi ini bagi masyarakat Jepara. Ia mengungkapkan, kesenian Kentrung telah mengakar dalam ingatan masyarakat.
“Ketika kami tidak menampilkan kentrung selama pandemi Covid-19, banyak yang bertanya,” dia. []