SOLO-Peredaran miras di Solo kian hari kian memprihatinkan, jika dulu orang akan mabuk harus sembunyi-sembunyi saat ini tidak demikian. Orang bebas mabuk sesuka hati dan ironisnya para pemabuk tak malu mengunggahnya di media sosial.
Terkait hal itulah ratusan emak-emak yang menamakan dirinya Pemberantas (Perempuan Bela Negara Anti Miras) mengadakan aksi simpatik di CFD Slamet Riyadi Solo, Ahad (8/12/2024).
Aksi dimulai di Sriwedari berjalan ke arah barat dan berhenti di sebelah barat Mapolresta Solo. Sambil membawa poster menarik mereka juga mengkampanyekan akan bahaya miras.
Koordinator Perempuan Bela Negara Anti Miras (Pemberantas), Eva Parhas aksi ini digelar karena keprihatinan seorang wanita akan peredaran miras di Kota Solo.
“Kami selaku kaum perempuan yang mengandung, membesarkan anak dan di saat dewasa harus dihadapan dengan peredaran miras. Kami sangat khawatir anak-anak muda terpengaruh,”ujarnya.
Di agama manapun miras itu dilarang karena dari sisi kesehatan banyak merugikan organ tubuh.
Terkait hal itulah ratusan emak-emak ini meminta agar walikota terpilih, Respati-Astrid agar setelah dilantik untuk tegas melarang peredaran miras di Solo.
“Jika sudah memiliki izin, kami tetap meminta agar pemerintah kota Solo tegas untuk mencabut izin usaha tersebut,”tambahnya.
Eva menambahkan peredaran miras di Kota Solo sangat memprihatinkan karena selain harganya murah, mereka bisa membeli kapanpun dan meminumnya di sembarang tempat. Bahkan banyak anak-anak remaja juga bebas membeli.
Di media sosial café-café tersebut juga tak ada sensor malah sebalinya mereka membuat konten cara membeli, cara meminum hinga pesta miras di café tersebut.
Selain membawa sejumlah poster peserta aksi juga mengadakan baca puisi yang berisi protes tentang miras.
Usai melakukan aksi simpatik beberapa perwakilan aksi kemudian menyerahkan surat pernyataannya ke Polresta Solo. []