BEKASI-Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Fakfak, Papua Barat Ustaz Aslan Bukhari Mahubessi berkesempatan memberikan motivasi kepada para santri Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Ustaz Aslan memberikan motivasi saat pembukaan Ujian Tahfidz Metode Askara Pondok Pesantren Nuu Waar, Selasa (31/12/2024).
Dikatakan Ustaz Aslan, para santri Nuu Waar yang sebagian besar berasal dari wilayah Indonesia Timur harus bangga belajar menjadi penghafal Alquran.
“Seorang anak yang sudah menghafal Alquran itu sudah memberi garansi, tiket ke surga kepada orang tua,” ujar Ustaz Aslan kepada para santri.
Menurut Ustaz Aslan, di Fakfak banyak generasi muda yang belum bisa membaca Alquran. Sehingga ketika dewasa, dan orangtuanya wafat, sang anak tidak bisa membacakan Alquran.
“Di Fakfak, banyak orang tua yang meninggal tapi anaknya tidak bisa baca Alquran. Tidak bisa baca yasinan. Akhirnya mencari orang lain untuk membacakan yasin,” kata Ustaz Aslan.
Sama dengan kota lain di Indonesia, di Fakfak generasi muda banyak yang terpapar bahaya gadget. Berbeda dengan di Ponpes Nuu Waar, sangat mendukung untuk belajar Islam. Karena santri tidak diperkenankan menggunakan gadget.
Ustaz Aslan berpesan agar para santri terus melanjutkan belajar Islam di Ponpes Nuu Waar. “Jangan keluar sebelum lulus dari pesantren ini. Saya ingin sampaikan kepada adik-adik, tidak bisa membaca Alquran, kuburannya gelap. Ditemani cacing,” ujar Ustaz Aslan.
Dikatakan Ustaz Aslan, Alquran dapat memberikan syafaat di dalam kubur. Alquran sebagai jalan hidup. Alquran sebagai tuntutan.
Ustaz Aslan kembali menyinggung kondisi keagamaan di Fakfak. Saat ini, di Fakfak krisis alim ulama.
“Kita ingin menyusun jadwal khatib saja susah.
Sampai orang yang belum lancar baca Alquran kita minta jadi khatib. Meski di atas mimbar terbata-bata,” cerita Ustaz Aslan.
Untuk itu, Ustaz Aslan berharap, dari Ponpes Nuu Waar lahir calon-calon alim ulama yang akan berdakwah di Fakfak dan wilayah Papua lainnya.[]