KH Ahmad Mustain Nasoha Luncurkan 17 Kitab

Date:

SOLO-27 Januari 2025, menjadi tonggak penting bagi KH. Ahmad Muhammad Mustain Nasoha, dengan peluncuran 17 kitab dan buku yang mencakup berbagai bidang ilmu keislaman. Mulai dari ushul fiqh, tafsir, aqidah, nahwu, hingga pembahasan isu-isu kontemporer. Setiap karya ditulis dengan penuh dedikasi, bertujuan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi umat Islam.

Pengurus Wilayan Lembaga Penyuluhan dan Bantaun Hukum NU Jawa Tengah, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin Surakarta, Pimpinan Dewan Asatidz Pesantren Tahfidz Darul Qur’an dan Direktur Pusat Studi Konstitusi dan Hukum Islam Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta ini menulis karyanya ditahun 2024.

“Saya berusaha istiqomah menulis mulai jam 01.00-03.00 malam selesai mengajar rekan-rekan santri dan mengisi pengajian dimasyarakat, selama tahun 2024,”katanya, Senin (27/1/2025).

Acara launching ini dilaksanakan di Hotel Dana, Kota Surakarta, mengundang Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) se Soloraya, Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Soloraya, seluruh lembaga dan badan otonom di bawah naungan PCNU Surakarta, 317 pengasuh pondok pesantren se-Soloraya, serta perwakilan berbagai organisasi kemasyarakatan Islam di kawasan tersebut.

Kitab pertama, Rawd al-Badi’ fi Ikhtilafat al-Usul bayna al-Madhahib al-Arba’ah, setebal 115 halaman, menyajikan perbandingan mendalam tentang ushul fiqh empat mazhab. Dengan pendekatan aplikatif, kitab ini menguraikan bagaimana mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali mendekati masalah hukum yang berbeda, sehingga menjadi referensi penting bagi pelajar dan akademisi. Kyai Mustain Nasoha, menulis kitab ini dengan mengumpulkan berbagai referensi di Perpustakaan di Masjidil Haram.

Karya berikutnya, Tuhfah al-Raghb fi Sharh al-Taqrib yang terdiri dari 518 halaman, merupakan penjelasan terperinci dari Kitab Taqrib, salah satu teks fiqh klasik. Penulis mengupas tata cara ibadah, muamalah, jinazah dan hukum kehidupan sehari-hari dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, menjadikannya panduan praktis bagi umat Islam.

Dalam kitab Mishkat al-Fakhriyah fi Anwar Hayat al-Shaykh Fakhr al-Razi, yang terdiri dari 143 halaman, KH. Mustain mengenang sosok gurunya, KH. Fahrurrozi Mikhdhol. Kitab ini tidak hanya memuat biografi beliau, tetapi juga menggambarkan ajaran utama yang diwariskan kepada murid-muridnya, termasuk nilai-nilai kearifan dan kebijaksanaan.

Selanjutnya, Kashf al-Masalik fi I’rab Alfiyyah Ibn Malik adalah karya setebal 717 halaman yang menjadi syarah atau penjelasan mendalam atas Alfiyyah Ibnu Malik. Kitab ini membahas ilmu nahwu dan i’rab secara detail, dirancang bagi pelajar tingkat lanjut yang ingin mendalami tata bahasa Arab dengan lebih serius.

Sementara itu, kitab berikutnya adalah Durrah al-Najiyah Sharh al-Ajurumiyyah adalah kitab berisi 160 halaman yang membahas dasar-dasar ilmu nahwu. Sebagai penjelasan atas Kitab Jurumiyah, karya ini sangat berguna bagi pemula yang baru memulai belajar tata bahasa Arab.

Selanjutnya Kitab Durrorun Nafisah fi Tarjamah al-Awliya’ al-Tis’ah setebal 100 halaman menceritakan perjalanan hidup para Wali Songo, ulama besar yang berjasa menyebarkan Islam di Nusantara. Di dalamnya, penulis memuat nilai-nilai kearifan dari sembilan wali yang menjadi teladan bagi masyarakat Islam Indonesia.

Dalam bidang aqidah, KH Mustain menulis Siraj al-Kalam Sharh Aqidah al-‘Awam yang terdiri dari 121 halaman. Kitab ini adalah penjelasan mendetail atas Kitab Aqidatul Awam, membahas pokok-pokok aqidah dengan gaya bahasa yang sederhana namun tetap mendalam, cocok untuk pembaca dari berbagai kalangan.

Beberapa karya lain seperti Minhaj al-Bahjah Sharh al-Safinah (261 halaman) merupakan penjelasan lebih mendetail dari Kitab Safinatun Najah dan Kitab Qanadil al-Hidayah fi Sharh al-Arba’in al-Nawawiyyah (163 halaman) menyajikan penjelasan rinci atas kitab-kitab fiqh dan hadits terkenal yaitu Arbain An Nawawiyah. Sedangkan Nuzhat al-Fikriyah fi Sharh al-Baiquniyyah, setebal 45 halaman, mengupas secara sederhana ilmu mustalah hadits melalui syarah Kitab Baiquniyah, memudahkan pemula memahami dasar-dasar ilmu hadits.

Tidak hanya berkutat pada kitab-kitab klasik, KH Mustain juga menghadirkan buku kontemporer seperti buku berjudul Nahdlatul Ulama: Sejarah, Peran dan Pengaruh di Indonesia (150 halaman) dan Pancasila: Pilar Ideologi dalam Struktur Hukum dan Konstitusi Indonesia (220 halaman). Buku-buku ini mengupas peran NU dalam sejarah Indonesia serta pengaruh Pancasila dalam membentuk sistem hukum dan tata negara di Indonesia.

Buku lainnya seperti Dasar-Dasar Hukum Tata Negara (114 halaman), Hukuman Mati: Telaah Kritis Perbandingan Hukum (112 halaman), dan Teknologi Biogas di Indonesia: Pemanfaatan, Tantangan, dan Tinjauan Hukum Islam (100 halaman) menunjukkan kepedulian KH. Mustain terhadap isu-isu terkini dengan pendekatan islami.

Setiap karya ini menunjukkan luasnya wawasan KH. Mustain dalam berbagai bidang ilmu, mulai dari ilmu agama hingga permasalahan hukum dan sosial modern. Harapan beliau, semoga karya-karya ini membawa manfaat luas bagi umat Islam dan menjadi bagian dari ladang keberkahan ilmu yang terus mengalir. Semoga Allah SWT meridhai dan memberikan keberkahan atas niat mulia ini. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Abdul Aziz Ahmad, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surakarta, dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi terhadap peluncuran 17 kitab karya KH. Ahmad Muhammad Mustain Nasoha. Dalam keterangannya, beliau mengatakan:

“KH. Mustain Nasoha adalah Ketua Komisi Fatwa MUI Kota Surakarta, sosok ulama yang tidak hanya memiliki wawasan mendalam dalam keilmuan Islam, tetapi juga keberanian untuk menorehkan gagasan melalui tulisan,”ujarnya.

Lanjut, Abdul Aziz, peluncuran 17 kitab ini menunjukkan semangat beliau untuk terus berkontribusi dalam mencerdaskan umat dan memelihara nilai-nilai Islam di tengah masyarakat. Kitab dan buku yang dihasilkan tidak hanya menjadi referensi keilmuan, tetapi juga sebuah warisan berharga bagi generasi mendatang.

“Kami, dari MUI Surakarta, merasa bangga memiliki ulama seperti beliau di tengah-tengah kita. Semoga karya-karya ini menjadi jalan kebaikan yang terus mengalir pahalanya. Semoga diumur Kyai Mustain Nasoha yang baru 32 tahun ini, diberi umur panjang untuk bisa menulis kitab yang tebal-tebal sebagaimana ulama zaman dulu,”ungkapnya. []

Share post:

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Jamaah Masjid Al Akbar Eramas 2000 Jakarta Salurkan Donasi Rp 165 Juta untuk Palestina

JAKARTA-Jamaah Masjid Al Akbar yang berlokasi di Perumahan Eramas...

Mentan Apresiasi Operasi Pasar Pangan Murah di Kantor Pos Solo

SOLO-Dalam upaya memastikan ketersediaan bahan pangan terjangkau bagi masyarakat,...

Sidak di Pasar Gede, Mentan Temukan Miyakita Tak Sesuai Takaran

SOLO-Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran),  kembali turun...

UBN Ajak Umat Manfaatkan Momen Hari Internasional Melawan Islamofobia

JAKARTA-Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2022 menyetujui...