kabar berita info soloraya

Museum Tour, Cara Murid SD Alam Aqila Belajar Sejarah

KLATEN-Pekan ini siswa SD Alam Aqila padat dengan agenda outing class yaitu museum tour di sekitar Solo dan Yogyakarta. Namun ada yang berbeda karena kegiatan ini disesuaikan  dengan usia perkembangan anak  juga  sesuai tema yang dipelajari mereka.

Di hari Rabu, 14 Mei 2025 para siswa kelas 1-3 melakukan perjalanan ke Yogjakarta tepatnya kabupaten Sleman. Dengan menyewa bus mereka melakukan kunjungan ke dua museum yaitu Museum Gunung Merapi dan Museum Gempa Prof Sarwidi.

Astuti Nur Wahyuni, S.Pd selaku kepala sekolah SD Alam Aqila mengungkapkan outingclass dilakukan guna memperdalam ilmu yang sudah didapat di dalam kelas dan mengimplementasikan adab yang di sekolah ke fasilitas umum yang dikunjungi.

Setiap pagi, tampak siluet Gunung Merapi yang berdiri menjulang tinggi dan amat kokoh. Tentu sangat perlu untuk berkenalan lebih dekat. Gunung ini menyimpan potensi yang sangat banyak bagi daerah disekitarnya.

Di jelaskan oleh Ida, pemandu dari Museum Gunung Merapi, menjadi gunung berapi teraktif dalam 100 tahun terakhir. Erupsi di tahun 2010 bahkan cukup besar hingga menimbulkan korban harta, benda dan jiwa.

Selain itu, wilayah Indonesia yang merupakan pertemuan tiga lempeng samudra menjadikannya sering dilanda gempa bumi. Fenomena alam ini tidak perlu ditakuti namun harus diwaspadai, melalui mitigasi gempa dan pembangunan tempat tinggal yang tahan Gempa.

Pada saat tour di Museum Gempa Prof. Sarwidi, teman-teman juga diedukasi mengenai cara evakuasi ketika gempa terjadi yang diajarkan lewat nyanyian.

“Jika ada gempa, lindungi kepala”

“Jika ada gempa masuk kolong meja”

“Jika ada gempa jauhi kaca-kaca”

“Jika gempa mereda lari ke tempat terbuka”

Lanjut Astuti, keesokan harinya, Kamis 15 Mei 2025 giliran kelas 4 dan 5 outing class ke Solo dan Yogyakarta. Kali ini mereka tidak menyewa bus melainkan memanfaatkan transportasi umum yang ada.

Kelas 4 dengan tema profesi mengeksplore Solo dengan transportasi umum Batik Solo Trans (BST) menuju Museum Radyapustaka dan Museum Keris. Untuk menguatkan tema pembelajaran, siswa kelas 4 juga melukis gerabah bersama seniman yang juga wali murid.

Kelas 5 menjelajah Yogyakarta dengan berbagai mode transportasi umum. Mulai dari computer line sampai trans Jogja yang menuntut manajemen waktu karena jadwal yang tak bisa ditolerir. Pukul 06.00 siswa kelas 5 sudah tiba di stasiun Gawok untuk naik KRL. Sampai di stasiun Maguwo lalu lanjut dengan trans jogja menuju monumen Museum Jogja Kembali dan monumen Museum Pengeran Diponegoro.

“Mereka secara langsung melihat bukti sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam peperangan di tanah Jawa, begitu juga di Monumen Yogja Kembali disuguhkan film pendek merebut kembali kota Yogjakarta dalam waktu 6 jam dan yang gugur 400 sebagai pahlawan tak dikenal,”ungkapnya.

Ketika selesai  mengunjungi museum anak-anak diberikan worksheet untuk merecall kembali pengetahuan yang tadi sudah dijelaskan. Jadi tidak hanya sekedar jalan-jalan namun juga belajar.

Syarif Umar Ahmad, siswa kelas 5 mengaku moseum tour sangat menyenangkan. “Menyenangkan sekali, karena dapat belajar tentang sejarah para pahlawan kedepan saya bisa selalu pantang menyerah dalam belajar,”katanya. []

Popular

Related

Berita Lainnya