SOLO-Sejumlah 123 siswa kelas International Class Program (ICP) SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta antusias mengikuti kegiatan Hunting Tourist di Candi Borobudur, Magelang, pada Sabtu (18/10/2025). Kegiatan tahunan ini menjadi ajang praktik komunikasi langsung siswa dengan penutur asing (native speaker) dari berbagai negara.
Ketua panitia kegiatan, Fadila Arsyad, menjelaskan bahwa program Hunting Turis merupakan bagian kegiatan unggulan dari International Class Program. Kegiatan tersebut bertujuan melatih kemampuan berbicara bahasa Inggris secara nyata di lingkungan publik.
“Hari ini, Sabtu, anak-anak dari SMP Muhammadiyah PK kelas ICP mengikuti kegiatan Hunting Tourist edisi Candi Borobudur. Tahun sebelumnya kami mengadakan di Candi Prambanan, dan kali ini kami ingin mencari suasana baru,” jelasnya.
Fadila Arsyat, S.Pd. menambahkan bahwa kegiatan ini tidak sekadar belajar berbicara, tetapi juga menumbuhkan keberanian dan kemampuan berinteraksi dengan penutur asing. “Program kelas ICP ditujukan untuk menumbuhkan bakat publik speaking siswa. Mereka belajar berkomunikasi langsung dengan native speaker. Hasil akhirnya berupa vlog berisi wawancara yang nantinya dipresentasikan di kelas. Vlog terbaik akan mendapat reward dari sekolah,” ujarnya.
Sebelum turun ke lapangan, para siswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan guru pemandu. Masing-masing kelompok diberi tugas mewawancarai minimal lima wisatawan manca negara dan mendokumentasikannya dalam bentuk vlog.
Salah satu peserta, Aishwarya Syiffa Alika, Siswa kelas 7 ICP 1 menceritakan pengalamannya berinteraksi dengan turis dari Belanda dan Tiongkok.
“Kami mencari turis yang sedang berlibur di Candi Borobudur. Mereka sangat ramah dan senang saat diajak berbicara. Dari kegiatan ini, saya belajar melatih public speaking, keberanian bertanya, dan mengenal budaya orang luar negeri,” ungkapnya dengan antusias.
Peserta lainnya, Garda Abqory Hafizhan Ali dan kelompoknya, juga mengaku terkesan dengan pengalaman berbicara langsung dengan turis dari Prancis dan Belanda.
“Hunting Turis sangat seru karena bisa berbicara langsung dengan orang luar negeri. Kami jadi lebih percaya diri dan terlatih dalam conversation,” ujarnya.
Kegiatan Hunting Turis di Candi Borobudur ini menjadi sarana meningkatkan kompetensi komunikasi bahasa Inggris. Pembelajaran dikemas secara menyenangkan dan kontekstual. Melalui pengalaman langsung berinteraksi dengan penutur asing, siswa tidak hanya belajar berbahasa Inggris, tetapi juga membangun karakter percaya diri, berani berbicara, dan terbuka terhadap keberagaman budaya dunia. []



