SOLO – Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti, melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (12/3/2021) siang.
Kunker tersebut dilakukan dua minggu pasca Prof. Ali Ghufron Mukti dilantik menjadi Dirut BPJS Kesehatan yang baru oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Kedatangan Prof. Ali Ghufron Mukti ke RS UNS turut didampingi Direktur TI BPJS Kesehatan Ir. Edwin Aristiawan, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Muttaqien, Deputi Direksi Jateng-DIY, dr. Dwi Martiningsih, dan Kepala Cabang BPJS Kesehatan Surakarta, dr. Yessi Kumalasari.
Saat berada di Auditorium RS UNS, ia disambut langsung oleh Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho, Direktur RS UNS, Prof. Hartono, dan Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 RS UNS dr. Tonang Dwi Ardyanto, Ph.D.
“Saya ini sudah mengikuti perjalanan RS UNS sejak lama. Kemudian di sini untuk riset sampai kemarin dari Pak Menko PMK sangat bangga dengan riset (red: RS UNS),” ujar Prof. Ali Ghufron Mukti membuka sesi diskusi.
Ada sejumlah topik pembicaraan yang dibahas oleh Prof. Ali Ghufron Mukti bersama dengan Prof. Jamal dan Prof. Hartono. Salah satunya mengenai rencana RS UNS menjadi tempat uji coba penerapan sistem online baru BPJS Kesehatan.
Hal itu dilakukan sebab sejak tahun 2016, RS UNS telah menjadi pilot project aplikasi penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (SEP) milik BPJS Kesehatan bernama V-Claim.
“Uji coba karena bagi saya kalau rumah sakit pendidikan itu tentu paling tidak SDM-nya harus mau belajar terus gitu. Karena hukumnya kalau di perguruan tinggi atau pendidikan itu belajar terus,” tambahnya.
Berkaitan dengan sistem online baru yang akan diujicobakan, Prof. Ali Ghufron Mukti meminta Prof. Hartono untuk memperhitungkan jumlah antrean dan estimasi waktu yang dibutuhkan pasien saat mengantre.
“Kira-kira antreannya berapa lama? Nanti, setelah ada interface-nya, kira-kira gimana cara dapat data seperti itu? Kalau sudah ada sistem online JKN kemudian bisa kerja sama, itu memberikan perbedaan di dalam antrian online ataupun juga peningkatan mutu,” jelas Prof. Ali Ghufron Mukti.
Selain membahas soal uji coba penerapan sistem online baru BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti, juga mendapatkan penjelasan mengenai perkembangan dan pencapaian RS UNS dari Prof. Hartono.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Hartono menyampaikan data seputar rekap jumlah pasien termasuk yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga realisasi pendapatan dan belanja PNBP RS UNS tahun 2020.
baca: Rencana Pembangunan ISDC, Walikota Solo Tinjau eks Makam Mojo
“Kalau ukurannya rumah sakit pendidikan itu, jumlah pasien kami itu meningkat terus. Dan, sesuai dengan amanat yang kami pegang, kami ini tidak mematok biaya perawatan yang tinggi dan bisa dikatakan kamar termahal kami itu saja masih bisa dijangkau masyarakat,” tutur Prof. Hartono.
Prof. Hartono juga menyampaikan selama pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu, RS UNS telah menjadi RS yang dipercaya untuk menangani pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo.
“Di bulan Maret suspect IGD untuk rawat jalan kami ada 9. Dan yang harus dirawat inap karena positif Covid-19 ada 13. Kemudian, di bulan Desember 2020, total yang suspek dan terkonfirmasi positif yang menjalani rawat jalan dan inap sebanyak 359,” paparnya.