SOLO – Viral di media sosial adanya kasus rudapaksa yang dialami oleh seorang anak SD usia 9 tahun, yang selama 2 tahun kasusnya belum juga menemukan titik terang walau terduga pelaku sudah disampaikan tapi masih penuh kendala dalam menegakkan hukum dan keadilan.
Karena menimbang beban psikis dan psikologis korban dan keluarga akan permasalahan ini maka beberapa elemen Umat Islam Solo seperti FUI Sragen, Komunikasi Nasional Aksi Peduli (KNAP Solo Raya) pada hari Rabu, 1 Juni 2022 berkesempatan silaturahim ke rumah korban di Sragen untuk menyampaikan bantuan sembako dan memberikan penguatan rohani bagi korban dan keluarga.
Dari pertemuan itu korban menyampaikan keluhannya yaitu sakit di daerah dada, dengan pertimbangan itulah maka kami memutuskan mengajak korban dan keluarga ke Solo pada hari Sabtu, 4 Juni 2022.
“Acara hari Sabtu itu kita manfaatkan untuk terapi Healing bagi korban dan keluarga selain sore harinya kita akan bertemu dengan seorang dokter anak di poli rumah sakit sekitar Boyolali,”ujar Ustadzah Dewi.
Tim FUI Sragen menjemput korban dan keluarga Sabtu siang dan langsung kita bawa ke Waduk Cengklik Park bersama relawan Crisis Center KNAP Solo Raya.
Kegembiraan terlihat dari wajah korban dan keluarga, sebuah pelepas dahaga setelah hampir 2 tahun bersimbah peluh dan menguras pikiran untuk meminta keadilan bagi anaknya.
Ustadzah Dewi sebagai tim Crisis Center KNAP Solo Raya menyatakan bahwa apa yang sedang dilakukan adalah wujud kepedulian kepada korban dan keluarga.
“Empati kita muncul sesaat setelah kita membaca berita akan kasus ini dan inilah wujud pembelaan dan dukungan kami kepada korban dan keluarga korban. Karena itu, kita juga mengajak masyarakat dan umat Islam untuk peduli dengan lingkungan kita serta lakukan apa yang kita bisa kerjakan,”ungkapnya.
Ustadzah Dewi juga meyampaikan kepada korban dan keluarga bahwa saat ini elemen Islam Solo Raya mendukung usaha mereka mencari keadilan, dan meyakinkan bahwa apa yang dilakukan hanya mengharapkan ridho Allah ‘azza wa jalla jadi korban dan keluarga tidak perlu risau dan khawatir.
baca: Stratifikasi Sekolah Sehat Hal Yang Baru
Menjelang sore, korban dan keluarga diantar ke RS Banyu Bening Cengklik Boyolali. Dari hasil laboratorium menyatakan bahwa kemungkinan besar telah terjadi infeksi bakteri di daerah dada sehingga harus segera diobati agar tidak semakin parah.
“Semoga kepedulian banyak pihak, usaha dan do’a keluarga akan memberikan dampak kepada tegaknya keadilan bagi korban dan menghukum pelaku sesuai dengan peraturan yang ada agar menjadi efek jera bagi masyarakat sehingga kejadian ini tidak terulang kembali dimanapun dan kepada siapapun,”pungkas Ustadzah Dewi. []