SOLO – Kemerosotan akhlak pada siswa tak lepas dari kurang tertanamnya nilai-nilai al Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (ISMUBA) yang kuat. Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Sri Sayekti MPd menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan pendidikan agama yang kuat bagi anak. Faktor itu yaitu dari keluarga, lingkungan dan sekolah.
“Selain kurangnya pendidikan bagi anak, ada faktor lain yaitu kurangnya penanaman karakter yang dikalukan sejak dini,” kata Sri, Jumat (22/7/2022).
Dia mencontohkan, pada pembelajaran tatap muka 100 persen, pihaknya membekali anak didik dan guru dengan merencanakan integrasi ISMUBA dengan kurikulum baru pada sekolah penggerak. Hafalan beberapa hadits sebelum dimulainya pembelajaran, setiap hari 1-2 hadits sampai hafal mendampingi progran karakter.
Kegiatan baitul arqam untuk kelas 6, guru dan karayawan. Kegiatan-kegiatan hari besar Islam. Memaksimalkan program tahfidz juz 29 dan 30 di kelas 4, 5. Perencanaan adanya wisuda tahfidz pertama dan tersendiri.
Memaksimalkan kontroling buku monitoring. Kegiatan kultum dan ngaji pagi dimaksimalkan dmulai pukul 6.45 sampai 7.00 untuk semua guru dan karyawan. Pengajian keluarga besar. Kegiatan – kegiatan ISMUBA yang lain dapat bersifat isidental mengikuti kegiatan sesuai protokol sekolah.
Praktik tersebut sebagaimana visi sekolah yaitu, mewujudkan lembaga pendidikan Unggul Kompetitif dengan sumber daya insani yang bertakwa dan berakhlaq mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehat, dan peduli lingkungan hidup melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila.
Dengan visi tersebut, maka peran kepemimpinan kepala sekolah dan guru sebagai tenaga pendidik, berpengaruh besar dalam memecahkan kendala yang dihadapi sekolah.
baca: Sambut Hari Anak Nasional Sekolah Alam Aqila Gelar Festival Bisnis dan Talk Show
Kendala tersebut semisal terkait mencetak lulusan yang unggul dalam prestasi dilandasi akhlakul karimah sehat bersih hijau dan lestari.
“Kepala sekolah juga memiliki peran menggerakkan, tergerak dan bergerak serta memengaruhi dinamika dalam menjalankan program yang telah disepakati bersama,” ujarnya.
Menurut Sri, pada dasarnya seorang anak akan selalu mengikuti bagaimana orang tuanya dan guru bersikap. Karena itu, memberikan contoh yang baik kepada mereka merupakan hal yang wajib untuk dilaksanakan.
“Ada banyak perilaku baik yang diajarkan siswa di sekolah, yaitu perkuat penanaman nilai agama dengan displin waktu, disiplin Shalat Duhur, Ashar, Duha dan Shalat Jumat di sekolah serta infak dengan e-infak,” jelasnya. []