SOLO – Peringatan Hari Tari Dunia (HTD) pada Senin (29/3/2019) kembali dirayakan Pemerintah Kota Solo dalam tema besar “Solo Menari”
Setelah berhasil dengan tari Gambyong bersama 5.000 peserta di sepanjang Jl. Slamet Riyadi Solo pada 2018 lalu, tahun ini mereka menampilkan pentas Jaranan massal di Stadion Sriwedari Solo. Dengan peserta murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) di lingkungan Dinas Pendidikan Solo.
Kepala Bidang Kesenian Sejarah dan Sastra, Maretha Dinar Cahyono, Rabu (3/4/2019), mengatakan pendaftaran peserta dilakukan melalui sekolah masing-masing. Batas waktunya ditunggu hingga 10 April atau dipercepat jika sudah memenuhi kuota 5.000 orang.
Maretha menambahkan tari Jaranan yang dibawakan nantinya merupakan gaya Surakarta garapan dosen Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, S. Pamardi. Karya ini sangat familier dengan murid sekolah di Solo. Sering dijadikan sebagai materi ekstrakurikuler, diajarkan di sanggar-sanggar, juga kerap digunakan sebagai bahan lomba Porseni SD tingkat Jawa Tengah. Ia optimistis anak-anak mudah menghafalkannya.
“Pada dasarnya tari Jaranan menurut jenisnya itu tari tunggal. Tetapi tari Jaranan dapat ditarikan pasangan, kelompok, atau tari massal seperti yang akan dibawakan nanti,” kata dia.
Acara yang bertujuan melestarikan tari gaya Surakarta dan membangun pengetahuan mengenai Jaranan ini juga dimeriahkan dengan pembentukan tiga konfigurasi pentas. Pertama, membentuk pulau-pulau se-Indonesia, kedua membentuk kata Solo Menari 2019, dan terakhir membentuk kata Solo Kota Budaya.
“Konfigurasi itu akan dibuat dengan cara masing-masing anak memakai pakaian sesuai warna yang tercantum di Juknis,” terangnya lagi.
Tak hanya Pemkot Solo, seperti biasanya ISI Solo juga menggelar perayaan HTD dengan tajuk Solo 24 Jam Menari. Acara digelar selama 24 jam mulai Senin (29/4/2019) hingga Selasa (30/4/2019) pagi di area Kampus I ISI Solo. Mengusung tema #GegaraMenari: Urip Mawa Urup, Urip Hanguripi, tahun ini masyarakat diajak membaca kembali spirit dalam gerak tari yang menjadi daya hidup. Tari disebut sebagai energi yang mampu menggerakkan perasaan, hati, pikiran, jiwa, tubuh, dan semesta alam. Ada ratusan kelompok se-Indonesia yang bakal memeriahkan acara ini, ditambah beberapa penari 24 jam nonsetop.[]
Sumber: Solopos