SOLO – Bulan Ramadan menjadi momen penting bagi SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta untuk mengajak 237 siswa berbagi dengan warga masyarakat sekitar sekolah yang membutuhkan. Jumat (24/5).
Muhammad Arif Wicagsono selaku ketua pelaksana kegiatan Ramadan 1440 H mengungkapkan bahwa tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk melatih anak untuk senantiasa memiliki rasa berbagi kepada sesama, mempererat silaturahmi, melaksanakan perintah Allah SWT.
“Intinya adalah kita ingin mengedukasi mereka agar memiliki rasa berbagi terhadap sesama,” ungkapnya kepada media di sela-sela membagikan sedekah,” ujarnya.
Sejumlah 130 paket sembako tersebut diantar oleh para siswa menuju ke rumah-rumah warga.
Salah satunya warga yang diberi paket sembako adalah Mbah Marni, warga asli Banyuanyar. Lokasi rumahnya tepat kurang lebih 50 meter berada di arah barat sekolah. Rumah gubuk tersebut nampak sederhana, kecil, dan berada di pinggir sawah.
Abdul Latif, Chrisye, Nabila, Bagas, Caesar dengan didampingi guru mengayunkan langkah membawa bungkus sembako menuju ke rumah sederhana tersebut. Tiba di lokasi, para siswa tersebut menyapa dan bersalaman dengan Mbah Marni. Para siswa tersebut kemudian menyerahkan dua paket sembako kepada Mbah Marni.
“Mbah ini ada sedekah dari sekolah. Semoga bermanfaat,” ucap Abdul Latif saat menyerahkan sedekah. Terlihat senyum penuh haru nampak di wajah Mbah Marni saat menerima pemberian dari siswa. “Mbah terima kasih. Mbah seneng banget. Tambah pinter ya Le,” ungkap perempuan tua yang sudah berumur hampir 70 tahun sembari menampakkan senyuman walaupun mata berbinar-binar air mata.
Setelah itu, para siswa tersebut berjalan menuju ke rumah warga lain. Karena ada yang rumahnya terlampau jauh dari sekolah maka pembagian baksos menggunakan kendaraan roda empat untuk menyusuri jalan-jalan dan masuk ke gang-gang kampung.
Paket sembako yang dibagikan berisi 1 kilogram gula, 1 liter minyak, mie instan, dan dua kotak teh celup. Paket sembako tersebut merupakan hasil sedekah dari para siswa dari awal Ramadan hingga hari ini.
Muhammad Arif Wicagsono yang juga guru Pendidikan Agama Islam tersebut berharap kegiatan solidaritas sosial yang sudah menjadi tradisi di sekolah ini mampu menggugah rasa empati para siswa sehingga mau berbagi terhadap sesama apalagi warga yang membutuhkan.
“Melalui kegiatan ini kami harapkan hubungan kekerabatan di antara warga dengan sekolah menjadi lebih terjalin dengan baik. Anak-anak mempunyai rasa saling berbagi terhadap sesama. Hati lapang dalam mensyukuri nikmat Allah SWT dengan cara bersedekah,” tandasnya. []