KARANGANYAR – Pasar murah penjualan sembako bersubsidi di Gedung Wanita diserbu ratusan warga di wilayah Karanganyar Kota, Rabu (29/5). Beras dan paket bumbu dapur murah paling diminati.
“Di lokasi ini merupakan lokasi putaran terakhir program pasar murah ramadan. Di sini, tidak hanya enam komoditas yang dijual oleh Bagian Perekonomian. Namun, dinas dan organisasi serta komunitas boleh ikut berdagang. Asalkan, itu kebutuhan pokok dan harga miring,” kata Kasubbag Perekonomian Bagian Perekonomian Setda Pemkab Karanganyar Desy Pramudiastuty di lokasi pasar murah.
Panitia memberlakukan mekanisme kupon pembelian yang dapat ditukar barang yang diinginkan. Tiap pembeli dijatah maksimal menebus 5 kilogram gula dengan harga Rp 11 ribu perkilo, dua kemasan minyak goreng ukuran 900 ml dengan harga Rp 9 ribu per kemasan. Kemudian dua botol sirup dengan harga 8 ribu per botol, dan lima bungkus mi instan Rp 20 ribu. Lalu satu pres teh Rp 22 ribu dan 5 kilo beras beras Rp 40 ribu.
“Sejak dibuka oleh pak bupati pukul 07.30 WIB, beras paling banyak dibeli. Kuponnya untuk beras sudah habis sebelum pukul 08.00 WIB. Sedangkan lainnya butuh waktu lebih lama,” katanya.
Pasar murah ramadan di putaran terakhir ini, pihaknya menyiapkan stok hingga tiga kali lipat lebih banyak dibanding pasar murah di tingkat kecamatan. Adapun jatah normal per lokasi yakni, beras 1.150 kg, gula pasir 930 kg, teh 2.520 pres, sirup 300 botol, mie instan 1.640 biji dan minyak goreng 396 bungkus. Dari akumulasi di 17 lokasi pasar murah sebelumnya, sekitar 75 persen sembako bersubsidi laku terjual.
“Di putaran terakhir ini, jumlah peminatnya pasti paling banyak. Sehingga dijaga Satpol PP 15 orang, dan lima anggota Polsek Karanganyar,” katanya.
Di luar enam sembako bersubsidi, dijual pula telur ayam Rp 18.500 perkilo, daging ayam Rp 30 ribu perkilo, paket komplit bumbu dapur Rp 20 ribu serta lainnya.
“Bumbu dapur sudah ludes. Lapaknya dibuka dharma wanita dan PKK,” kata Ketua TP PKK Kabupaten Karanganyar, Siti Khomsiyah.
Pembeli asal Tegalgede, Siti Maimun (48) mengaku membeli empat buah kupon yakni beras, mi instan, gula pasir dan minyak goreng. Ia juga memborong bumbu dapur yang dijual paket.
“Buat keperluan sendiri. Bukan kulakan. Lumayan murah, sekalian sesuai kebutuhan,” katanya. []
sumber: krjogja