SUKOHARJO – Sebagai bagian rangkaian peringatan tiga tahun Peresmian Operasionalnya, Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) kembali memperkuat pelayanannya kepada masyarakat dengan meresmikan Klinik Gagal Jantung Sebelas Maret (Sebelas Maret Heart Failure Clinic/ HF Clinic).
”RS UNS berbangga hati bahwa pada ulang tahun ketiganya, telah berhasil mencapai status akreditasi Paripurna dan menyediakan layanan Klinik Gagal Jantung kelima di Indonesia yang telah mendapat pengakuan dari Pokja Gagal Jantung Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP PERKI), sekaligus yang pertama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.”, demikian disampaikan Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD-KR, FINASIM, saat meresmikan Klinik Gagal Jantung Sebelas Maret bersama Dr. dr. Trisulo Wasyanto, Sp.JP.(K), FIHA, FAPSC, FAsCC. Senin (12/8).
Trisulo yang merupakan Kepala Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNS, mengungkapkan harapannya bahwa Klinik ini juga akan menunjang program unggulan pendidikan spesialis Jantung dan Pembuluh Darah FK UNS Senin (12/8) di Lobby Utama RS UNS.
Peresmian yang ditandai pemukulan gong ini juga menandai dimulainya pelayanan Klinik Gagal Jantung Sebelas Maret yang siap melayani masyarakat dari Senin – Jumat, di lantai 2 Gedung Utama RS UNS, dengan layanan spesialistik dari dr. Irnizarifka, Sp.JP, FIHA, dr. Habibie Arifianto, Sp.JP.(K), M.Kes., FIHA, keduanya tergabung dalam Pokja Gagal Jantung PP PERKI Indonesia dan telah melakukan pelatihan/preceptorship khusus gagal jantung di luar negeri, dan perawat dengan pelatihan khusus gagal jantung, Betty Puspitaningrum.
Dalam keterangan persnya, Habibie menyampaikan bahwa latar belakang didirikannya Klinik ini adalah kenyataan bahwa berdasarkan data BPJS Kesehatan, penyakit jantung menjadi jenis penyakit paling sering ditangani dengan JKN-KIS sejak 2015-2018. Dan di antara penyakit atau gangguan jantung, gagal jantung adalah salah satu yang menghabiskan biaya tertinggi.
Keberadaan Klinik Gagal Jantung Sebelas Maret diharapkan dapat membantu para pasien gagal jantung, khususnya yang berada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk menuju perbaikan kondisi kesehatan jantung, yang tentunya dalam kerangka besar juga akan membantu Pemerintah, dalam hal ini melalui terkuranginya beban Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk penyakit jantung.
Hal ini diperkuat Irnizarifka, yang merupakan Ketua Staf Medis Fungsional Kelompok Kardiovaskular (SMF Kardiovaskular) RS UNS sekaligus pengampu Sebelas Maret HF Clinic. “Klinik Gagal Jantung Sebelas Maret terintegrasi dengan penelitian CORE-HF (COmprehensive Registry and rEsearch on Heart Failure),” ujarnya. “Dengan data yang telah mencakup kurang lebih 800 pasien, dimana salah satu hasil CORE-HF menyatakan 75,3 persen pasien mengalami perbaikan secara subyektif dan obyektif setelah menerima perawatan Klinik Gagal Jantung, maka kami optimis bahwa keberadaan Klinik Gagal Jantung Sebelas Maret akan sangat bermanfaat bagi pasien gagal jantung maupun pemerintah” sambungnya.
Layanan Klinik ini tersedia sebagai layanan lanjutan bagi pasien Klinik Jantung, dimana pasien yang memeriksakan diri ke Klinik Jantung dan ditemukan masalah berat atau kegagalan fungsi dalam jantungnya dapat dirujuk ke Klinik Gagal Jantung Sebelas Maret, dan seluruh biaya dijamin oleh BPJS Kesehatan untuk peserta JKN, sepanjang pasien menempuh prosedur yang sesuai ketentuan, dan tidak naik kelas.
Layanan ini juga tersedia untuk pasien Non-Peserta JKN dengan kisaran biaya 411 ribu rupiah sampai dengan 538 ribu rupiah untuk tindakan ekhokardiografi dan 805 ribu rupiah sampai dengan 2,3 juta rupiah untuk tindakan CT Scan Cardiac. Klinik ini juga diintegrasikan dengan program pengabdian masyarakat Heart Talk SOC-HF (SOlo Course on Heart Failure), yang pada tahun ini akan diselenggarakan pada 15 November 2019, dimana masyarakat bisa berinteraksi langsung dengan para Pengampu Klinik Gagal Jantung Sebelas Maret dalam sebuah talkshow.[]