SUKOHARJO – Kesadaran membangun branding semakin meningkat di kalangan brand owner. Baik skala UMKM, menengah apalagi korporasi besar. Tapi yang menjadi masalah bagi brand lokal adalah pemahaman tentang branding dan brand step yang mesti dilakukan dalam menyusun brand development.
Masih banyak yang berpikir brand hanya sekedar logo atau merk saja. Padahal brand adalah seluruh pengalaman yang tercipta atau dirasakan dari sebuah brand tersebut. Sedangkan branding adalah upaya untuk memenangkan persepsi di benak konsumen diantara berjejalan dan melimpahnya informasi brand-brand lain.
Bertempat di Hall Hartono Trade Center (HTC) Aries Adenata, brand activist yang sekaligus founder brandinsight.id berbagi pengetahuan tentang bagaimana membangun sebuah brand. Menurut Aries, ada tiga hal yang mesti dirumuskan terkebih dahulu, yakni brand positioning, brand image & brand identity.
“Ketika fondasinya itu matang, pekerjaan selanjutnya adalah mengkomunikasikannya kepada konsumen, setelah itu evaluasi, terus kembali seperti semula langkahnya dan dilakukan terus menerus,” Rabu, ujarnya (15/1/2020)
Selain bicara brand, pengusaha kuliner ini juga menyampaikan keberadaan IBAN (Indonesia Brand Activist Network) yang sudah ada di tiga puluh kota di Indonesia.
“IBAN ini adalah kumpulan para brand activist independen yang tergerak karena mencintai Indonesia. Misi IBAN adalah membangun brand-brand lokal Indonesia yang sebenarnya tidak kalah hebat dengan brand dari luar negeri. Selain itu IBAN juga membangun jejaring atau akses ke chanel-chanel distribusi alternatif agar para brand owner bisa mendistribusikan produknya sesuai target market yang diinginkannya,” pungkasnya.