Home Nusantara Dr. Adian Husaini: Berdakwah Itu Bukan Sambilan

Dr. Adian Husaini: Berdakwah Itu Bukan Sambilan

0

DEPOK – Belum lama ini Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Depok menggelar Haflah Milad ke-1, sekaligus Silaturahmi Syawal 1443 di Masjid Al Qalam, Depok, Ahad, 29 Mei 2022.

Hadir dalam Milad DDII Kota Depok, Ketua Umum DDII Pusat Dr. Adian Husaini, tokoh dan sesepuh DDII Ustaz Suwito Suprayogi, Ketua Dewan Syuro DDII Depok Ustaz Amin Bunyamin, Ketua DDII Jawa Barat Ustaz M. Roinul Balad, dan Ketua Umum DDII Dr. Adian Husaini. Dari unsur pemerintah hadir Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Kota Depok, Sri Utomo. Turut hadir sejumlah perwakilan Ormas Islam di Kota Depok.

Dalam sambutannya, Ketua DDII Kota Depok Ustadz Hasan Basri Siahaan mengatakan, aktivitas dakwah haruslah dilakukan dengan saling sinergi. Mengingat, tantangan dakwah di zaman sekarang ini semakin besar.

“Ali bin Bin Thalib ra pernah berkata, kebaikan yang tidak terorganisir dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir. Jika orang-orang sekuler ‘berdakwah’, masa kita hanya bisa khotbah tapi tidak bisa ngurus organisasi,” ujarnya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Kota Depok, Sri Utomo, dalam sambutannya mengatakan,  dimasa pandemi covid-19,  para da’i tetap berdakwah, karena dakwah kewajiban kita semua.  Ia mengajak DDI Kota Depok agar mendaftarkan diri ke Kesbangpol sebagai ormas Islam yang diakui.

“Hal yang membanggakan adalah di Depok tidak pernah ada ribut-ribut soal agama. Karena itu, kita harus terus menjaga Depok sebagai kota yang damai,” kata Sri Utomo.

Sementara itu,  Ketua DDII Wilayah Jawa Barat, Ustadz Roinul Balad berpesan, hal terpenting dalam aktivitas dakwah adalah motivasi dan niat. Keterlibatan seseorang dalam kegiatan dakwah, harus dilandasi oleh niat yang benar yang muncul dalam diri seseorang. Jadi dai ilallah, bukan untuk yang lainnya. Sebab kuat tidaknya dakwah tergantung niatnya.

Roin mengungkapkan, jika seseorang berdakwah karena adanya dorongan atau tarikan dari luar, maka ia akan terpengaruh oleh orang yang menariknya. “Kalau tarikannya hilang, dakwahnya juga hilang,” kata Ustadz Roin.

Ustadz Roin juga mengingatkan kembali fungsi didirikannya DDII antara lain sebagai pengawal akidah, penegakan syariah, dan gerakan amal ma’ruf nahi munkar. Juga sebagai perekat ukhuwah, dan pengawal keutuhan NKRI melalui gerakan dakwah.

“Dewan Dakwah harus mengawal akidah umat dari paham diluar Islam, seperti Ahmadiyah. Rujukannya sudah ada dari Fatwa MUI. Selain itu, waspadai juga ideologi komunis.

Hal terpenting, lanjut Ustadz Roinul,  adalah sinergi dakwah antara ormas Islam. Karenanya, perlunya menjaga persaudaraan, baik dalam keluarga, tetangga, dan sesama ormas.  Untuk merajut persaudaraan itu tentunya harus membangun solidaritas, salahsatunya dengan mendirikan Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk Wilayah Depok. Jika ada bencana atau permasalahan sosial, lembaga ini bisa bergerak dan membantu.

Di puncak acara, Ketua Umum DDII Dr. Adian Husaini mengingatkan tentang peran Dewan Da’wah di masyarakat. Dalam dakwah, kata Adian, DDII harus menjadi pemimpin. Semangatnya harus menjadi yang terbaik dan terdepat.

“Faktor terpenting adalah tergantung manusia atau SDM-nya. Karena itu Dewan Dakwah yang mencetak pemimpin dan generasi yang terbaik. Pemimpin yang hebat itu lahir dari guru yang hebat.  Muhammad Natsir bisa menjadi pemimpin karena punya guru yang hebat yang melatih tanggungjawab, kesabaran, dan berpikir cerdas. Inilah pendidikan yang sesungguhnya,” ungkap Adian.

Seperti diakui, arus pendidikan di masa kini sudah mengarah pada industri.  Seorang yang lulusan pesantren misalnya, maindsetnya  setelah lulus adalah berjihad untuk berdakwah dan mengajar.  Karena yang hilang sekarang ini adalah ruhul jihad dan ruhul dakwah. Apalagi kita hidup di zaman yang penuh dengan ujian.

baca: Sepuluh Panduan MUI Agar Hewan Kurban Tidak Terpapar PMK

“Dakwah itu bukan sambilan. Sebuah kesalahan dari buku-buku sejarah, adalah dahulu penyebaran agama Islam ke Nusantara adalah dengan dagang sambil berdakwah.  Itu keliru,” kata Adian.

Adian berpesan, pendidikan yang unggul adalah terbentuk akhlak mulia.

“Lihatlah Finlandia yang dikenal sebagai negara yang unggul karena pendidikan kejujurannya. Tidak semata mengagungkan kecerdasan,” tandasnya. [des]

Exit mobile version