Soto Trisakti: Diminati Pelanggan Karena Cita Rasanya Tak Pernah Berubah

Date:

SOLOSoto Trisakti merupakan salah satu warung makan yang legendaris di Kota Solo. Berdiri pada tahun 1966 setelah banjir besar melanda kota Solo, dulunya kaki lima dan harus menata meja kursi saat akan berjualan saat itu berada di Jl Gatot Subroto sebelah timur dari warung saat ini.

Hingga tahun 1972 berpindah ke sebelah utara, jaman dulu tempat tersebut terdapat Gedung Kethoprak yang bernama Sri Katon. Dulunya Soto Trisakti bernama Soto Sri Katon karena warungya berjualan (menempel) di dekat Gedung Kethoprak Sri Katon.

Selang beberapa tahun kemudian Gedung Kethoprak tersebut berubah menjadi Gedung bioskop yang bernama Trisakti, mulai dari situlah masyarakat (pelanggan) kemudian memberi nama Soto Trisakti hingga saat ini.

Menurut Romli pengeleloa warung yang merupakan generasi ke empat, pemberian nama Trisakti tersebut bukan pemilik warung yang memberi nama namun dari para pelanggan yang sering menyebut nama dengan Soto Trisakti.

Di tahun 1990 lah warung soto berpindah lagi karena bioskop Trisakti tidak laku dan kemudian dijual berubah menjadi kantor sebuah bank.

Ada sebuah garasi mobil yang tidak terpakai berukuran 3×8 meter, ditempat itulah warung soto Trisakti kemudian menempati dengan menyewanya selama 20 tahun. Di tahun 2011 lah warung Trisakti kemudian bisa membeli garasi tersebut hingga saat ini.

Terkait strategi manajemen dalam mempertahankan usaha kuliner, Romli memberikan beberapa tips dan cara.

“Yang paling utama adalah tidak merubah pakem (bumbu pokok) karena itu merupakan cita rasa mendasar. Hal tersebut  saya dapatkan dengan sering ngobrol dengan para pelanggan,”katanya.

Casing atau wadah bahkan tempat interior boleh berubah-ubah namun cita rasa tidak boleh berubah sedikitpun.

Soto Trisaksi dalam perjalannnya mempunyai pelanggan yang loyal, sebagai contohnya dulu dari Mbah, anak, hingga cucunya menjadi pelanggan setia warung tersebut.

Untuk menjaga kepercayaan pelanggan tersebut Soto Trisakti mempunyai strategi dengan menghafal setiap menu yang disukai para pelanggan. Sebagai contoh misal ada pelanggan yang kuahnya sedikit, daging yang ada lemaknya atau tidak dan sebagainya.

Romli menambahkan bahwa ada sejumlah pelanggan yang makan soto setiap hari, mereka tidak makan tatkala warung soto Trisakti tutup. Saat ditanya mengapa demikian pelanggan tersebut menjawab karean Soto Trisakti rasanya dari dulu tidak pernah berubah.

Saat ditanya tips apa bagi para pengusaha kuliner agar bisa sukses Romli memberikan penjelasannya.

“Tips bagi usahawan pemula tentukan menu makan pokok kemudian dicari formula yang bisa menghasilkan cita rasa dan enak. Bertikutnya kita harus siap sebagai rintisan bangun jatuh dan juga strategi pemasaran,”katanya.

baca: Tengkleng Ndas Sor Duren Pedan, Menggoyang Lidah Banget!

Kadang orang ingin macem-macem namun di situ tidak ada menu andalan. Ini yang menjadi persoalan. Kemudian fokus jangan tergoda menengok kiri kanan dengan usaha lain.

Terakhir, harus tabah karena usaha baru belum banyak dikenal orang maka dibutuhkan perjuangan dalam mengenalkan. []

 

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pilkada Usai, Ini Harapan Insan Wisata kepada Pemimpin Baru

GUNUNGKIDUL-Pilkada berlalu, sebentar lagi masyarakat siap untuk menyambut pemimpin...

Hasil Tabulasi PKS, Respati-Astrid Peroleh 60,43%

SOLO-Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Solo, Daryono,...

Wapres Gibran Nyoblos di TPS 018 Manahan Solo

SOLO-Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka juga telah menggunakan...

Pakta Integritas Cawali dan Cawawali Surakarta dengan MUI, Berikut Isinya

SOLO-Pilkada Kota Surakarta 2024 sudah memasuki hari tenang, tepatnya...