KARANGANYAR-Sejumlah 135 murid-murid kelas 6 SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta mengikuti kegiatan Kemah Bakti, Rabu-Kamis (19-20/10) di Bumi Perkemahan Sekipan, Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar.
Berseragam pramuka lengkap dengan hasduk, topi, dan bersepatu, mereka bersiap-siap di halaman sekolah, Rabu (19/10) pagi. Tak tertinggal tas ransel, tongkat, tenda, dan perbekalan lainnya. Mereka mengikuti apel keberangkatan dengan berbaris siap siaga sesuai barungnya masing-masing.
Usai mengecek kesiapan semua peserta, Panitia menyampaikan pesan-pesan untuk menjaga kebersihan lingkungan, menjaga adab kepada sesama, bersemangat mengikuti setiap kegiatan.
Mereka kemudian berdoa bersama agar diberikan keamanan dan kelancaran perjalanan dan selama kegiatan. Tiga armada bus dan dua mobil mengantar peserta dan panitia menuju lokasi yang berada di lereng Gunung Lawu.
Hujan cukup deras yang mengguyur Bumi Perkemahan Sekipan seakan menyambut kedatangan mereka. Namun tak menyurutkan semangat para pramuka penggalang itu untuk berkegiatan di hari yang pertama.
Mereka melakukan upacara pembukaan di bawah guyuran hujan cukup deras. Dilanjutkan dengan game rekreatif, seperti estafet bola, permainan tebak sandi, permainan atribut, tebak gaya, dan permainan lainnya.
Mereka juga masak bersama di kelompoknya masing-masing. Menggunakan kompor, alat masak, bahan masakan, bumbu yang dibawa dari rumah sesuai pembagian di kelompoknya. Menyiapkan makan siang dan makan sore.
Harumi Nawa Shita (11), murid kelas 6D menyampaikan senangnya ikut kegiatan kemah walau hujan sempat mengguyur.
“Senang ikut kemah bersama teman-teman. Walaupun sempat diguyur hujan, aku tetap semangat ikut kegiatan. Seru pokoknya. Lebih seru lagi masak sop, sayur bayam, oseng-oseng, menanak nasi, tempe sosis goreng. Gak tahu rasanya, tapi tetap enak karena lapar. Jadi pingin kemah lagi,” ungkap Harumi.
Sementara peserta kemah lainnya, Haura Nardin Zaafarani (11) kelas 6D menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini juga dilatih untuk berbagi kepada sesama, utamanya bagi yang lebih membutuhkan.
“Kita setiap peserta membawa susu kaleng, minyak goreng, mie goreng, gula, dan lainnya. Nantinya mau dibagikan ke warga yang lebih membutuhkan. Supaya bermanfaat bagi orang lain,” uangkap Haura.
Usai ambil air wudhu, peserta mempersiap diri untuk shalat Maghrib dan Isya. Lantunan doa, tilawah Al-Quran, dan nasihat kebaikan dari salah satu Kakak Pembina. Usai shalat, mereka makan malam menikmati masakan di kelompoknya masing-masing.
Api Unggun, salah satu acara yang dinanti-nanti. Lagu hymne pramuka, penyalaan api dharma, dan amanah pembina. Dalam amanahnya, Kamabigus Gudep SDIT Nur Hidayah Surakarta, Kak Waskito, S.Pd. berpesan agar Pramuka Penggalang senantiasa mengingat dan berusaha melaksanakan dwi darma dan dasa darma pramuka dengan penuh riang gembira.
“Pramuka itu di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang. Walau ada hujan, hati tetap senang. Maknai itu sebagai rahmat karunia-Nya yang patut disyukuri. Seperti tadi siang, malam ini kita senang, dan esok pun juga senang. Ini kemah yang pertama setelah pandemi. Semoga ke depan terus aman dari pandemi, sehingga kegiatan outdoor dapat kita laksanakan dengan baik,” harapnya.
“Dharma-dharma yang ada di Pramuka sangat selaras dalam membentuk profil pelajar Pancasila. Kegiatan ibadah saat kemah menumbuhkan iman takwa dan akhlak mulia. Saat mendirikan tenda, memasak, game, maupun berkegiatan menumbuhkan gotong royong, kemandirian, kreatif, juga berpikir kritis. Bersosialisasi, berinteraksi, memahami karakter teman-teman lainnya juga melatih menghargai kebhinekaan yang ada. Maka ekstrakurikuler Pramuka menjadi ekstra wajib bagi pramuka siaga maupun penggalang,” pungkasnya.
baca: Pesan Bupati di Acara Wisuda Universitas Muhammadiyah Klaten
Dalam acara api unggun ini juga ditampilkan kreativitas masing-masing barung. Usai acara, peserta kemah istirahat malam dan dilanjutkan shalat Tahajud, muhasabah, shalat Subuh. Senam pagi, bersih-beraih tenda, masak, jalan-jalan dan senam.
Diakhiri dengan bhakti sosial di Desa Blumbang RT 07 RW 01 Kecamatan Tawangmangu. Pembagian bingkisan (sembako) yang dikumpulkan dari para peserta kepada warga. Sebelum upacara penutupan dan ke sekolah serta ke rumah masing-masing. []