SUKOHARJO-Budayawan Sudjiwo Tedjo menjadi salah satu narasumber Ngobrol Budaya dalam Bimbingan Teknis Anggota DPRD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) se-Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta di Hotel Grand Mercure Solo Baru, Rabu (2/11/2022) malam.
Pria yang akrab disapa Mbah Tedjo ini mengaku berterima kasih diundang oleh PKS. Sebab dalam forum tersebut, Mbah Tedjo baru mengetahui ada banyak pejabat publik dari PKS juga merupakan pelaku budaya di daerahnya masing-masing.
“Saya berterima kasih kepada PKS diundang malam ini jadi tahu ternyata ada yang sudah menjadi pelaku seni. Dari Jawa Timur tadi ada yang tayuban, ada yang menyanyi, dari Jogja ada yang bahkan menemani Ki Seno hingga ke pertapaan. Ini menarik dari PKS sehingga perlu diceritakan,” papar Mbah Tedjo.
Mbah Tedjo mengungkapkan bahasa budaya masih jadi bahasa universal yang diterima oleh seluruh kalangan. Terutama bagi karakter masyarakat Jawa. Ia juga melihat karakter masyarakat Jawa yang lebih senang dengan tema-tema tentang keindahan dibandingkan tema-tema tentang perlawanan.
“Gunakan bahasa budaya untuk bisa memahami orang Jawa ini. Masyarakat kita lebih suka cinta, bukan protes. Lagu-lagu saya yang soal cinta banyak yang mendengarkan sampai sopir-sopir truk. Tapi lagu soal keadilan dan suara protes lebih sedikit yang merespons. PKS bisa masuk ke arah sana,” ujar Mbah Tedjo.
baca: Bimtek Legislator PKS se-Jatijaya, Fikri Faqih Ingatkan Peran Pejabat Publik PKS
Ia juga meminta agar Anggota PKS menjadi manusia biasa dalam keseharian. Berani membaur dan menyatu dengan bahasa masyarakat dengan spirit keterbukaan.
“Kuncinya jadilah manusia yang biasa. Ikutlah nyanyi sama masyarakat, nyanyikan lagu-lagu yang dicintai arek-arek itu. Jadilah diri sendiri seperti tadi Anggota DPRD PKS ada yang menemani Pak Seno almarhum dalam perjalanann budayanya, ada yang seniman tayub ada yang ibu-ibu PKS ngopi di warung-warung. Jadilah orang biasa dan diri sendiri,” pesan Mbah Tedjo. []