BEKASI– Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia mengukuhkan posisi sebagai organisasi dakwah dan pendidikan. Hal ini disampaikan dalam acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2023, Jumat (24/02/23).
Acara yang dihadiri oleh 164 orang yang merupakan jajaran Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Pengurus Pusat serta perwakilan Pengurus Dewan Da’wah dari seluruh Indonesia ini digelar di Pusdiklat Dewan Da’wah di Bekasi.
Dalam pidato pembukaan, Ketua Umum Dewan Da’wah, Dr. H. Adian Husaini mengatakan setidaknya ada empat hal yang akan dibicarakan dalam Rakornas kali ini.
“Kita akan melakukan konsolidasi pemikiran, konsolidasi kelembagaan, konsolidasi program dan konsolidasi keuangan,” ungkap Dr. Adian.
Selain itu, ia mengatakan setelah dirinya keliling Indonesia berjumpa para pengurus Dewan Da’wah, optimisme untuk merakit kembali potensi dakwah yang sudah terbentuk sejak lama kembali menguat.
“Dan itu yang sekarang kita coba untuk rakit dan satukan dalam Persatuan Dai Dewan Da’wah (Persada) yang merupakan kader-kadernya Pak Natsir,” ungkapnya.
Karena itu ia berpesan kepada para peserta Rakornas untuk semakin memperkuat soliditas.
“Dewan dakwah ini kita sepakati menjadi perekat, namanya perekat ya harus kuat. Kita harus menjadi pengokoh ukhuwah,” tegasnya.
Senada, Ketua Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin mengajak para peserta Rakornas untuk semakin memperkuat ukhuwah dan meninggalkan perdebatan yang tak perlu.
“Kita tidak boleh berdebat yang menghancurkan. Karena potensi Dewan Da’wah ini luar biasa, ketika digali bersama maka yang terjadi adalah kekuatan,” ungkap Kiai Didin.
Lebih lanjut ia mengatakan, perkembangan dakwah kian hari sebetulnya kian menggembirakan. Misalnya dalam bidang pendidikan.
“Misalnya tahun 80an kita tidak mengenal sekolah Islam yang bermutu, tapi hari ini kita mengenal banyak sekolah Islam yang walaupun mahal tapi banyak yang masuk, karena berkualitas,” ungkapnya.
Ia juga mengajak agar Dewan Da’wah memperhatikan dakwah dalam bidang ekonomi.
“Dewan dakwah harus membangun etos kerja dan etos wirausaha di masyarakat. Karena dulu para pembawa Islam ke Nusantara ini selain dakwah juga mereka dagang. Lihat Masjid Kauman selalu dekat dengan pasar. Ini bukti bahwa kaum muslimin menguasai pasar,” pungkasnya.
Kiai Didin juga mengutip sebuah hadits yang menyebutkan bahwa sebaik-baik harta itu yang ada di tangan orang shaleh. []