Nusantara

Songsong Hari Anak Nasional, UGM Gelar Pelatihan Duta Ibu Peduli Jantung Anak

YOGYAKARTA-Unit Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan bekerja sama dengan Program Pendidikan Spesialis Kardiologi Universitas Gadjah Mada serta Familia Indonesia menggelar workshop dengan tema deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak. Pelatihan yang berlangsung di Gedung Pusat Jantung Terpadu Rumah sakit Dr Sardjito ini digelar pada hari Sabtu, 15 Juli 2023.

Workshop kali ini menghadirkan nara sumber dr. Indah Kartika Murni, Ph.D., Sp.A(K) yang membahas mengenai deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak. Dokter spesialis di Rumah sakit Dr Sardjito ini memaparkan bahwa penyakit jantung bawaan atau PJB merupakan kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada anak, dari 100 kelahiran hidup maka ada kemungkinan 1 anak menderita PJB, dan 25 persennya termasuk PJB kritis yang harus segera mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Dokter Indah menekankan kenapa orang tua sebaiknya mengetahui dan dapat mendeteksi kondisi bayi, karena tanda-tanda penyakit jantung bawaan ini tidak terlihat saat bayi baru lahir, melainkan biasanya setelah beberapa hari atau beberapa bulan setelah kelahiran, dan hal inilah yang kemudian menyebabkan pasien penderita PJB terlambat mendapat penanganan medis.

Selain pemaparan mengenai deteksi dini kesehatan jantung anak, workshop kali ini juga menghadirkan dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Aviria Ermamilia, S.Gz., Dietisien., M.Gizi yang memberikan ilmu mengenai bagaimana menghitung kebutuhan nutrisi pada anak, terutama anak penderita penyakit jantung bawaan.

Ahli Gizi ini juga memaparkan pentingnya memperhatikan asupan gizi seimbang bagi anak-anak tidak hanya ketika 1000 hari pertama kehidupan, tetapi pemberian makanan dengan gizi yang cukup sebaiknya terus berkelanjutan.

Tidak berhenti disitu, pelaksana kegiatan workshop ini juga mengundang dr. Gendisya Damarinda Alfiana yang membawakan materi mengenai Healthy Lifestyle pada Anak. Founder Familia Indonesia ini memberikan pemaparan yang komplit mengenai bagaimana seorang ibu bisa menjadi teladan bagi putra- putrinya.

Bagaimana menjaga kebersihan dan menanamkan kebiasaan baik pada anak sejak usia dini. Mengajak serta anak-anak untuk terlibat dalam berbagai aktivitas di rumah dapat menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan sekaligus menjadi metode belajar yang akan terekam dalam memori anak-anak sampai mereka dewasa.

Selain itu dokter Gendis juga sangat mengapresiasi antusiasme peserta workshop yang berasal dari member Familia Yogyakarta yang bersemangat untuk belajar di workshop ini. Dokter Gendis sebagai founder Familia Indonesia mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara acara yakni Forum Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Rumah sakit Dr Sardjito, Kardiologi UGM dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.

“Sangat luar biasa respon dari ibu-ibu member Familia Indonesia yang ternyata sangat antusias belajar mengenai deteksi dini penyakit jantung anak, karena topik ini sebenarnya sangat penting tetapi masih jarang di diangkat. Harapannya member Familia Indonesia yang terpilih menjadi Duta Ibu Peduli Jantung Anak dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat lainnya dan berbagi pengetahuan mengenai materi kali ini,”sambung dokter Gendis.

Acara yang dimoderatori oleh dr Dyah Wulan Anggrahini, Ph.D, Sp.JP(K) selaku ketua penyelenggara ini berlangsung semarak dengan peserta yang aktif dalam diskusi. Dokter Wulan sendiri mengungkapkan bahwa kegiatan ini salah satunya bertujuan untuk meningkatkan “awareness” masyarakat awam mengenai kesehatan jantung pada anak, agar nantinya anak-anak dengan kelainan jantung bawaan dapat diketahui lebih dini dan dapat tumbuh optimal menjadi anak-anak yang sehat.

“Secara umum kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya kesehatan jantung sudah cukup baik. Sebagai penyebab kematian nomer 2 di Indonesia setelah stroke, tentu kesehatan jantung merupakan salah satu fokus yang mendapat perhatian dari dunia kesehatan,”ungkapnya.

Penanganan penyakit jantung di Indonesia juga dapat bersaing dengan luarnegeri, dengan meningkatnya metode pengobatan dan kecanggihan teknologi yang ada di Indonesia.

Dyah menambahkan, permasalahan yang ada terkait pemerataan layanan jantung di Indonesia yang masih kurang terutama di Indonesia timur, karena sejauh ini tata laksana yang lengkap masih terpusat di center-center yang ada di kota-kota besar seperti di Rumah Sakit Harapan Kita, Rumah Sakit Dr Sardjito dan beberapa Rumah Sakit di kota besar lain disamping keterbatasan jumlah dokter spesialis jantung dan juga dokter spesialis jantung anak yang ada di Indonesia.

“Konsep kegiatan pengabdian masyarakat kali ini adalah dengan menjadikan Ibu penggiat media sosial untuk dapat menjadi  Duta Ibu Peduli Jantung dan melalui aktivitas mereka di dunia media sosial. Kami harapkan para Duta Ibu Peduli Jantung ini dapat menjadi kepanjangan tangan tenaga kesehatan untuk ikut serta berperan dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini kesehatan jantung, terutama bagi anak-anak,”pungkas dokter Wulan. []

%d bloggers like this: