SUKOHARJO-Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Quatly Alkatiri menghadiri Pentas Budaya Wayang Kulit Semalam Suntuk Bersama Ki Bagong Darmono, Sh. (Adik Kandung Ki Anom Suroto) dengan mengangkat lakon “Wahyu Makutharama”, Minggu (24/9/2023).
Kegiatan yang diselenggarakan di Lapangan Panahan Candi Baru, Gonilan, Kartasura tersebut dihadiri sejumlah tokoh dan masyarakat sekitar.
Dalam geralaran tersebut Ki Bagong menjelaskwan bahwa Wahyu Makhutarama sendiri merujuk pada wahyu ilahiah yang diturunkan bagi para pemimpin yang sedang berada di tengah berbagai permasalahan maupun problem.
Wahyu ini turun dan menjadi petunjuk, bekal, maupun bentuk lainnya yang menuntun pemimpin dalam merumuskan langkah yang tepat dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi. Wahyu ini juga dikenal dengan nama Hasta Brata dalam agama hindu.
Dalam konteks perwayangan, Wahyu Makhutarama juga menjadi salah satu pembahasan ikonik yang melibatkan berbagai tokoh-tokoh besar pewayangan, khususnya Arjuna.
Cerita tentang Wahyu Makhutarama bermula pada titah Duryudana di Astina, yang merupakan guru Pandawa dan Kurawa, yang mengutus Adipati Karna, Pandawa dan Kurawa pergi ke Gunung Kutharungu. Gunung tersebut merupakan tempat pertapaan Swelagiri.
Sementara itu Quatly yang hadir dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasinya terkait pentas wayang.
Quatly menjelaskan diera baru perlu ada inovasi agar wayang tetap diterima. Selain itu untuk mempertahankan agar tidak terjadi masuknya budaya barat.
“Seni wayang merupakan budaya leluhur yang didalamnya terkandung pesan moral. Hal ini perlu kita lestarikan untuk membentengi derasnya budaya barat yang mulai masuk ke negara kita,” ujarnya.
Quatly menambahkan, meski demikian inovasi dalam mementaskan seni wayang perlu dilakukan agar para generasi milenial tertarik sehingga kelestrarian budaya wayang bisa bertahan.
Di Jawa Tengah sendiri eksistensi wayang masih ada hal ini dibuktikan dengan banyaknya dalang dan masih berkarya. [Adv-Anf]